Tugas
Makalah
TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI
(LINGKUNGAN)
![]() |
Oleh
:
Nama : La Arman
NIM : 21510156
Semester/Kelas : IV/B
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
POGRAM
STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikm Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan inayahnya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tentang “LINGKUNGAN”.
Tugas
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
mengembangkan potensi kami. Sehingga besar harapan kami, ringkasan yang kami
sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Demikianlah makalah
ini kami sajikan semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca khususnya kami sendiri dan untuk menambah
wawasan para pembaca. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kendari,
25 Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................... 1
C.
Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Lingkungan...................................................................................... 2
B. Hubungan Lingkungan-Struktur.................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 6
B.
Saran............................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Selama
beberapa dekade, Procter dan Gamble menjadi kekuatan dominan dalam industry
sabun dan makanan dalam kemasan. Struktur birokrasinya yang besar dengan
divisi-divisi yang otonom dan pngambilan keputusan yang disentralisasi, bekerja
secara efisien karena P&G adalah pemegang peran yang dominan di hampir
semua pasat tempat ia bersaing. Praktek sentralisasi yang tinggi misalnya,
keputusan mengenai apakah kopi Folger yang tidak mengandung kafein yang baru
harus mempunyai penutup bewarna hijau atau emas naik sampai ke CEO P&G
dapat berjalan, karena perusahaan menghadapi lingkungan yang stabil. P&G
tidak memperkenalkan banyak produk baru karena memabg tidak perlu. Dan ketika
produk baru dikembangkan, hal tersebut dilakukan melalui tes pasar yang lama
dan mendalam sebelum benar-benar diluncurkan. P&G membanggakan diri karena
mengikuti pendekatan beresiko rendah terhadap bisnisnya.
Dalam
bab ini akan dijelaskan arti istilah lingkungan
dan menilai hubungan antara
lingkungan dan struktur. Inti masalah pada bab ini adalah bahwa berbagai
organisasi menghadapi tingkat ketakpastian lingkunganyang berbeda. Karena para
manajer tidak menyukai ketakpastian, karena mencoba untuk menghilangkan, atau
paling tidak meminimalkan dampaknya terhadap organisasi. Kami akan
memperlihatkan bahwa desain structural merupakan alat utama yang dimiliki para
manajer untuk mengontrol ketakpastian lingkungan mereka.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Memberi definisi tentang Lingkungan ?
2. Menjelaskan apa saja Hubungan Lingkungan-Stuktur ?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui tentang Definisi Lingkungan.
2. Mengetahui Bagaimana Hubungan Lingkungan-Struktur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI LINGKUNGAN
Lingkungan
didefinisikan sebagai apa saja yang berada di luar batas organisasi. Tetapi
perhatian kita adalah pada lingkungan yang spesifik, yaitu bagian yang paling
relevan bagi organisasi. Manajemen berkehendak mengurangi ketakpastian yang
diciptakan oleh lingkungan spesifik tersebut.
Lingkungan
tidak pernah kekurangan definisi. Benang merah menghubungkannya adalah
pertimbangan atas factor di luar organisasi itu sendiri. Misalnya, definisi
yang paling populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang
berada di luar batas organisasi. Seorang penulis meyatakan bahwa untuk
memastikan lingkungan organisasi cukup mudah. “Ambil saja alam semesta, kurangi
bagian yang mewwakili organisasi, sisanya adalah lingkungan”. Kami seuju dengan
penulis tersebut jika ia menambahkan bahwa, sayangnya pada kenyataannya tidak
sesederhana itu. Pertama-tama marilah kita bedakan antara lingkungan umum dan
khusus sebuah organisasi.
1.
Lingkungan Umum Versus Lingkungan Khusus
Lingkungan
Umum mencakup kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi, namun
relevansinya tidak sedemikian jelas. Ambillah rekayasa genetic yang merupakan
lingkungan umum dari perusahaan obat. Meskipun saat ini hanya sedikit
penggunaan rekayasa genetic untuk produk yang ditawarkan oleh kebanyakan
perusahaan obat, sangat mungkin bahwa pendobrakan dalam bidang ini akan
dipasarkan oleh perusahaan obat pada abad ke 21. Manajemen perusahaan obat
seperti Merck, Schering, dan Bristol Myers harus mengakui bahwa kemajuan dalam
rekayasa genetic pasti mempunyai dampak sangat jauh terhadap pertumbuhan dan
keuntungan di masa dating terhadap organisasi mereka.
Lingkungan
Khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan bagi
organisasi dalam mencapai tujuannya. Kapanpun, lingkungan khusus adalah bagian
dari lingkungan yang menjadi perhatian manajemen karena terdiri dari
konstituensi kritis yang secara positif atau negative mempengaruh keefektifan
organisasi. Lingkungan khusus merupakan sesuatu yang khas bagi setiap
organisasi dan berubah sesuai dengan kondisinya. Secara khas, yang termasuk
lingkungan khusus adalah klien atau pelanggan, pemasok dari masukan, para
pesaing, lembaga pemerintah, serikat buruh, asosiasi perdagangan, dan
kelompok-kelompok berpengaruh di masyarakat.
2.
Lingkungan Aktual dan Lingkungan yang Dipersepsikan
Setiap
usaha untuk mendefinisikan lingkungan menuntut kita untuk membedakan lingkungan
yang objektif atau yang actual dan yang dipersepsikan oleh para manajer. Bukti
menunjukkan bahwa ukuran karakteristik actual dari lingkungan dan ukuran
karakteristik yang dipersepsikan tidak berkolerasi tinggi. Apa yang anda lihat
tergantung pada dimana anda duduk! Selanjutnya , adalah persepsi bukan
kenyataan yang menuntun manajer untuk membuat keputusan yang menyangkut desain
organisasi.
Perlu
dicamkan bahwa yang diperhitungkan adalah lingkungan yang dipersepsikan.
Manajer menanggapi apa yang mereka lihat. Sambil melangkah lebih lanjut dalam diskusi
kita, harus diingat bahwa keputusan structural yang dibuat oleh para manajer
untuk menyesuaikan organisasi mereka secara lebih baik dengan tingkat
ketakpastian lingkungan khusus mereka bergantung pada persepsi para manajer
tentang lingkungan khusus dan penafsiran mereka tentang ketakpastian.
3.
Ketakpastian Lingkungan
Dilihat dari persepsi kita, lingkungan penting
karena tidak semua lingkungan sama. Meraka berbeda dalam hal ketakpastian
lingkungan. Sebagian organisasi menghadapi lingkungan yang relative statis:
hanya sedikit ketakutan dalam lingkungan khusus meraka yang berubah. Tidak
terdapat pesaing baru, tidak ada dobrakan baru di bidang teknologi dari para
pesaing, sedikit aktivitas dari kelompok-kelompok yang berpengaruh di
masyarakat untuk mempengaruhi organisasi, dan sebagainya.
B.
HUBUNGAN LINGKUNGAN-STRUKTUR
Sudah
waktunya sekarang untuk mencoba secara khusus memformulasikan hubungan lingkungan-struktur.
Seperti pada bab-bab terdahulu, kita akan melihat efeknya terhadap
kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Tetapi, sebelum kita membuat
formulasi, beberapa ramalan umum tentang hubungan lingkungan-struktur disajikan
disini.
Setiap
organisasi pada lingkungannya sampai batas tertentu, tetapi kita tidak dapat
mengabaikan yang nyata, yaitu bahwa ada organisasi yang lebih bergantung pada
lingkungan dan sublingkungannya dibandingkan yang lain. Oleh karena itu, efek
lingkungan terhadap suatu organisasi merupakan fungsi dari kerentanannya. Pada
akhir tahun 1980-an American Airlines tidak terlalu rentan terhadap fluktuasi
ekonomi dibandingkan Air Wisconsin. Perusahaan seperti Safeway Stores dan
Revlon lebih rentan terhadap kelompok semacam Yayasan Lembaga Konsumen
dibandingkan, katakana saja, produsen semen. Organisasi yang para pegawainya
menjadi anggota serikat buruh lebih rentan terhadap aktivitas serikat tersebut,
dan keefektifan mereka akan lebih bergantung pada hubungan yang baik dengan
pimpinan serikat buruh dibandingkan organisasi yang tidak mempunyai serikat
buruh.
Bukti-bukti
memperlihatkan bahwa lingkungan yang dinamis mempunyai lebih banyak pengaruh
terhadap struktur daripada lingkungan yang statis. Lingkungan dinamis akan
mendorong organisasi kea rah bentuk yang organis, meskipun besaran atau teknologi
rutinnya menunjuk kepada struktur yang mekanistik. Tetapi, lingkungan yang
statis tidak akan menghilangkan pengaruh besaran teknologi. Kenyataan ini, jika
dihubungkan dengan observasi kita mengenal kekurangan struktur organis secara
tidak langsung menyatakan bahwa (1) lingkungan yang dinamis sebetulnya bukanlah
yang lazim; (2) para manjer mungkin tidak akan mengenali adanya lingkungan yang
dinamis walaupun mereka sebenarnya melihattnya; atau (3) organisasi menciptakan
cara untuk mengurangi ketergantungan mereka jika menghadapi lingkungan yang
dinamis.
1.
Lingkungan dan Kompleksitas
Ketakpastian
lingkungan berkaitan langsung dengan kompleksitas. Artinya, ketakpastian
lingkungan yang tinggi cenderung mengakibatkan kompleksitas yang lebih besar.
Agar dapat menghadapi lingkungan yang lebih dinamis dan lebih kompleks,
organisasi menjadi lebih didiferensiasi. Organisasi yang menghadapi lingkungan
yang tidak pasti perlu memantau lingkungan tersebut secara lebih ketet
dibandingkan lingkungan yang stabil. Biasanya hal tersebut dilaksanakan dengan
menciptakan unit-unit yang didiferensiasi. Sama halnya, lingkungan yang
kompleks mengharuskan organisasi tersebut membentengi dirinya dengan sejumlah
departemen dan spesialis yang lebih besar.
2.
Lingkungan dan Formalisasi
Kami
meramalkan bahwa lingkungan yang stabil seharusnya mengakibatkan formalisasi
yang tinggi Karena lingkungan yang stabil menciptakan kebutuhan minimal untuk
memberi tanggapan yang cepat, dan memungkinkan organisasi melakukan penghematan
dengan jalan menstandarisasi aktivitas mereka. Tetapi, kita harus berhati-hati
jika mengasumsikan bahwa lingkungan yang dinamis pasti mengakibatkan
formalisasi yang rendah bagi seluruh organisasi. Preferensi manajemen pasti
akan mengarah pada pengisolasian aktivitas operasional terhadap ketakpastian.
Jika berhasil, lingkungan yang dinamis kemungkinan akan mengakibatkan
terjadinya formalisasi yang rendah dari aktivitas perbatasan sambil relatif mempertahankan
formalisasi yang tinggi pada fungsi lainnya.
3.
Lingkungan dan Sentralisasi
Makin kompleks lingkungannya, maka makin
didesentralisasi pula strukturnya. Di luar dimensi yang stabil-dinamis, jika
sejumlah besar factor dan komponen yang tidak sama terdapat pada lingkungan,
maka organisasi sebaiknya menghadapi ketakpastian tersebut melalui
desentralisasi. Manajemen akan menghadapi kesulitan untuk memahami lingkungan yang sangat kompleks (harap
diingat bahwa hal ini berbeda dengan struktur
yang kompleks). Kapasitas pengolahan informasi manajemen menjadi berlebihan
bebannya sehingga keputusan dibuat menjadi sub-sub bagian dan didelegasikan
kepada yang lain.
Disparitas atau perbedaan dalam lingkungan
ditanggapi melalui desentralisasi. Jika berbagai tanggapan dibutuhkan bagi
sub-sub lingkungan yang berbeda, organisasi tersebut akan menciptakan sub-sub
unit yang didesentralisasi untuk menghadapinya. Jadi kita dapat memperkirakan
bahwa organisasi akan melakukan desntralisasi secara selektif. Ini dapat
menjelaskan mengapa, bahwa pada organisasi yang ada umumnya sangat
disentralisasi, aktivitas pemasaran secara khas didesentralisasi. Ini merupakan
respons terhadap disparitas dalam lingkungan; artinya, meskipun lingkungan
tersebut pada umumnya statis, sub-sub lingkungan pasar cenderung untuk dinamis.
Akhirnya, bukti mendukung bahwa permusuhan yang
ekstrim dalam lingkungan akan mendorong organisasi, paling tidak untuk
sementara waktu, mensentralisasi struktur mereka. Pemogokan liar yang dilakukan
serikat buruh, gugatan anti trust
dari pemerintah, atau hilangnya satu pelanggan besar secara mendadak, semua
merupakan ancaman yang sangat kuat terhadap organisasi dan manajemen puncak
akan menanggapinya dengan mensentralisasi pengawasan. Jika masalahnya adalah
kelangsungan hidup, manajemen puncak ingin mengawasi pengambilan keputusan
secara langsung. Meskipun anda melihat bahwa hal ini tampak seperti bertolak
belakang dengan prediksi terdahulu. Anda mungkin mengira bahwa lingkungan yang
dinamis tersebut akan ditanggapi dengan desentralisasi. Apa yang kelihatannya
terjadi adalah bahwa dua kekuatan yang saling berlawanan sedang bekerja, dengan
sentralisasi yang jadi pemenangnya. Kebutuhan akan inovasi dan kemampuan untuk
memberikan tanggapan (melalui desentralisasi) dikalahkan oleh rasa takut dari
manajemen puncak bahwa akan dibuat keputusan yang salah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Lingkungan
didefinisikan sebagai apa saja yang berada di luar batas organisasi. Tetapi
perhatian kita adalah pada lingkungan yang spesifik, yaitu bagian yang paling
relevan bagi organisasi. Manajemen berkehendak mengurangi ketakpastian yang
diciptakan oleh lingkungan spesifik tersebut.
Hubungan
lingkungan-struktur adalah ruwet, namun kami berkesimpulan bahwa (1) dampak lingkungan
terhadap orgnisasi adalah fungsi dari ketergantungan, (2) lingkungan yang
dinamis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan yang statis, (3) kompleksitas
dan dan ketakpastian lingkungan mempunyai kaitan langsung, (4) formalitas dan
ketakpastian lingkungan mempunyai berkaitan terbaik, (5) makin kompleks lingkungan,
makin besar desentralisasi, dan (6) permusuhan yang ekstrem dalam lingkungan
akan mengakibatkan terjadinya sntralisasi sementara.
B.
SARAN
Apabila terdapat kekurangan dalam
materi kami mohon kritik dan saran teman-teman atau para pembaca mengenai
makalah ini sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan yang kami tidak ketahui
dan menjadi pembelajaran di kemudian harinya. Thanks
DAFTAR
PUSTAKA
Stephen
P. Robbins, San Diego State University, TEORI ORGANISASI – Struktur, Desain
& Aplikasi. Edisi 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar