Sabtu, 05 Agustus 2017

Makalah Lingkungan (Teori & Perilaku Organisasi)

Tugas Makalah


TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI
(LINGKUNGAN)

Description: logo-universitas-muhammadiyah-kendari.jpg
 







Oleh :
                                        Nama                  :  La Arman
                                        NIM                    :  21510156
                                        Semester/Kelas   :  IV/B
                                                             


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
POGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikm Wr. Wb.
            Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada  kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah  ini tentang LINGKUNGAN”.  
Tugas Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka mengembangkan potensi kami. Sehingga besar harapan kami, ringkasan yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
            Demikianlah makalah  ini kami sajikan semoga dapat bermanfaat     bagi semua pembaca khususnya kami sendiri dan untuk menambah wawasan para pembaca. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.         

                                                                                    Kendari, 25 Juni 2017


Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang............................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.       Tujuan............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Lingkungan...................................................................................... 2
B.     Hubungan Lingkungan-Struktur.................................................................... 3

BAB III PENUTUP
A.           Kesimpulan.................................................................................................. 6
B.            Saran............................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 7











BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Selama beberapa dekade, Procter dan Gamble menjadi kekuatan dominan dalam industry sabun dan makanan dalam kemasan. Struktur birokrasinya yang besar dengan divisi-divisi yang otonom dan pngambilan keputusan yang disentralisasi, bekerja secara efisien karena P&G adalah pemegang peran yang dominan di hampir semua pasat tempat ia bersaing. Praktek sentralisasi yang tinggi misalnya, keputusan mengenai apakah kopi Folger yang tidak mengandung kafein yang baru harus mempunyai penutup bewarna hijau atau emas naik sampai ke CEO P&G dapat berjalan, karena perusahaan menghadapi lingkungan yang stabil. P&G tidak memperkenalkan banyak produk baru karena memabg tidak perlu. Dan ketika produk baru dikembangkan, hal tersebut dilakukan melalui tes pasar yang lama dan mendalam sebelum benar-benar diluncurkan. P&G membanggakan diri karena mengikuti pendekatan beresiko rendah terhadap bisnisnya.
Dalam bab ini akan dijelaskan arti istilah lingkungan  dan menilai hubungan antara lingkungan dan struktur. Inti masalah pada bab ini adalah bahwa berbagai organisasi menghadapi tingkat ketakpastian lingkunganyang berbeda. Karena para manajer tidak menyukai ketakpastian, karena mencoba untuk menghilangkan, atau paling tidak meminimalkan dampaknya terhadap organisasi. Kami akan memperlihatkan bahwa desain structural merupakan alat utama yang dimiliki para manajer untuk mengontrol ketakpastian lingkungan mereka.

B.     RUMUSAN MASALAH 
1.      Memberi definisi tentang Lingkungan ?
2.      Menjelaskan apa saja Hubungan Lingkungan-Stuktur ?
C.    TUJUAN
1.      Mengetahui tentang Definisi Lingkungan.
2.      Mengetahui Bagaimana Hubungan Lingkungan-Struktur.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI LINGKUNGAN
Lingkungan didefinisikan sebagai apa saja yang berada di luar batas organisasi. Tetapi perhatian kita adalah pada lingkungan yang spesifik, yaitu bagian yang paling relevan bagi organisasi. Manajemen berkehendak mengurangi ketakpastian yang diciptakan oleh lingkungan spesifik tersebut.
Lingkungan tidak pernah kekurangan definisi. Benang merah menghubungkannya adalah pertimbangan atas factor di luar organisasi itu sendiri. Misalnya, definisi yang paling populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar batas organisasi. Seorang penulis meyatakan bahwa untuk memastikan lingkungan organisasi cukup mudah. “Ambil saja alam semesta, kurangi bagian yang mewwakili organisasi, sisanya adalah lingkungan”. Kami seuju dengan penulis tersebut jika ia menambahkan bahwa, sayangnya pada kenyataannya tidak sesederhana itu. Pertama-tama marilah kita bedakan antara lingkungan umum dan khusus sebuah organisasi.

1.      Lingkungan Umum Versus Lingkungan Khusus
Lingkungan Umum mencakup kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi, namun relevansinya tidak sedemikian jelas. Ambillah rekayasa genetic yang merupakan lingkungan umum dari perusahaan obat. Meskipun saat ini hanya sedikit penggunaan rekayasa genetic untuk produk yang ditawarkan oleh kebanyakan perusahaan obat, sangat mungkin bahwa pendobrakan dalam bidang ini akan dipasarkan oleh perusahaan obat pada abad ke 21. Manajemen perusahaan obat seperti Merck, Schering, dan Bristol Myers harus mengakui bahwa kemajuan dalam rekayasa genetic pasti mempunyai dampak sangat jauh terhadap pertumbuhan dan keuntungan di masa dating terhadap organisasi mereka.
Lingkungan Khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Kapanpun, lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang menjadi perhatian manajemen karena terdiri dari konstituensi kritis yang secara positif atau negative mempengaruh keefektifan organisasi. Lingkungan khusus merupakan sesuatu yang khas bagi setiap organisasi dan berubah sesuai dengan kondisinya. Secara khas, yang termasuk lingkungan khusus adalah klien atau pelanggan, pemasok dari masukan, para pesaing, lembaga pemerintah, serikat buruh, asosiasi perdagangan, dan kelompok-kelompok berpengaruh di masyarakat.
2.      Lingkungan Aktual dan Lingkungan yang Dipersepsikan
Setiap usaha untuk mendefinisikan lingkungan menuntut kita untuk membedakan lingkungan yang objektif atau yang actual dan yang dipersepsikan oleh para manajer. Bukti menunjukkan bahwa ukuran karakteristik actual dari lingkungan dan ukuran karakteristik yang dipersepsikan tidak berkolerasi tinggi. Apa yang anda lihat tergantung pada dimana anda duduk! Selanjutnya , adalah persepsi bukan kenyataan yang menuntun manajer untuk membuat keputusan yang menyangkut desain organisasi.
Perlu dicamkan bahwa yang diperhitungkan adalah lingkungan yang dipersepsikan. Manajer menanggapi apa yang mereka lihat. Sambil melangkah lebih lanjut dalam diskusi kita, harus diingat bahwa keputusan structural yang dibuat oleh para manajer untuk menyesuaikan organisasi mereka secara lebih baik dengan tingkat ketakpastian lingkungan khusus mereka bergantung pada persepsi para manajer tentang lingkungan khusus dan penafsiran mereka tentang ketakpastian.
3.      Ketakpastian Lingkungan
Dilihat dari persepsi kita, lingkungan penting karena tidak semua lingkungan sama. Meraka berbeda dalam hal ketakpastian lingkungan. Sebagian organisasi menghadapi lingkungan yang relative statis: hanya sedikit ketakutan dalam lingkungan khusus meraka yang berubah. Tidak terdapat pesaing baru, tidak ada dobrakan baru di bidang teknologi dari para pesaing, sedikit aktivitas dari kelompok-kelompok yang berpengaruh di masyarakat untuk mempengaruhi organisasi, dan sebagainya.

B.     HUBUNGAN LINGKUNGAN-STRUKTUR
Sudah waktunya sekarang untuk mencoba secara khusus memformulasikan hubungan lingkungan-struktur. Seperti pada bab-bab terdahulu, kita akan melihat efeknya terhadap kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Tetapi, sebelum kita membuat formulasi, beberapa ramalan umum tentang hubungan lingkungan-struktur disajikan disini.
Setiap organisasi pada lingkungannya sampai batas tertentu, tetapi kita tidak dapat mengabaikan yang nyata, yaitu bahwa ada organisasi yang lebih bergantung pada lingkungan dan sublingkungannya dibandingkan yang lain. Oleh karena itu, efek lingkungan terhadap suatu organisasi merupakan fungsi dari kerentanannya. Pada akhir tahun 1980-an American Airlines tidak terlalu rentan terhadap fluktuasi ekonomi dibandingkan Air Wisconsin. Perusahaan seperti Safeway Stores dan Revlon lebih rentan terhadap kelompok semacam Yayasan Lembaga Konsumen dibandingkan, katakana saja, produsen semen. Organisasi yang para pegawainya menjadi anggota serikat buruh lebih rentan terhadap aktivitas serikat tersebut, dan keefektifan mereka akan lebih bergantung pada hubungan yang baik dengan pimpinan serikat buruh dibandingkan organisasi yang tidak mempunyai serikat buruh.
Bukti-bukti memperlihatkan bahwa lingkungan yang dinamis mempunyai lebih banyak pengaruh terhadap struktur daripada lingkungan yang statis. Lingkungan dinamis akan mendorong organisasi kea rah bentuk yang organis, meskipun besaran atau teknologi rutinnya menunjuk kepada struktur yang mekanistik. Tetapi, lingkungan yang statis tidak akan menghilangkan pengaruh besaran teknologi. Kenyataan ini, jika dihubungkan dengan observasi kita mengenal kekurangan struktur organis secara tidak langsung menyatakan bahwa (1) lingkungan yang dinamis sebetulnya bukanlah yang lazim; (2) para manjer mungkin tidak akan mengenali adanya lingkungan yang dinamis walaupun mereka sebenarnya melihattnya; atau (3) organisasi menciptakan cara untuk mengurangi ketergantungan mereka jika menghadapi lingkungan yang dinamis.


1.      Lingkungan dan Kompleksitas
Ketakpastian lingkungan berkaitan langsung dengan kompleksitas. Artinya, ketakpastian lingkungan yang tinggi cenderung mengakibatkan kompleksitas yang lebih besar. Agar dapat menghadapi lingkungan yang lebih dinamis dan lebih kompleks, organisasi menjadi lebih didiferensiasi. Organisasi yang menghadapi lingkungan yang tidak pasti perlu memantau lingkungan tersebut secara lebih ketet dibandingkan lingkungan yang stabil. Biasanya hal tersebut dilaksanakan dengan menciptakan unit-unit yang didiferensiasi. Sama halnya, lingkungan yang kompleks mengharuskan organisasi tersebut membentengi dirinya dengan sejumlah departemen dan spesialis yang lebih besar.
2.      Lingkungan dan Formalisasi
Kami meramalkan bahwa lingkungan yang stabil seharusnya mengakibatkan formalisasi yang tinggi Karena lingkungan yang stabil menciptakan kebutuhan minimal untuk memberi tanggapan yang cepat, dan memungkinkan organisasi melakukan penghematan dengan jalan menstandarisasi aktivitas mereka. Tetapi, kita harus berhati-hati jika mengasumsikan bahwa lingkungan yang dinamis pasti mengakibatkan formalisasi yang rendah bagi seluruh organisasi. Preferensi manajemen pasti akan mengarah pada pengisolasian aktivitas operasional terhadap ketakpastian. Jika berhasil, lingkungan yang dinamis kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya formalisasi yang rendah dari aktivitas perbatasan sambil relatif mempertahankan formalisasi yang tinggi pada fungsi lainnya.
3.      Lingkungan dan Sentralisasi
Makin kompleks lingkungannya, maka makin didesentralisasi pula strukturnya. Di luar dimensi yang stabil-dinamis, jika sejumlah besar factor dan komponen yang tidak sama terdapat pada lingkungan, maka organisasi sebaiknya menghadapi ketakpastian tersebut melalui desentralisasi. Manajemen akan menghadapi kesulitan untuk memahami lingkungan yang sangat kompleks (harap diingat bahwa hal ini berbeda dengan struktur yang kompleks). Kapasitas pengolahan informasi manajemen menjadi berlebihan bebannya sehingga keputusan dibuat menjadi sub-sub bagian dan didelegasikan kepada yang lain.
Disparitas atau perbedaan dalam lingkungan ditanggapi melalui desentralisasi. Jika berbagai tanggapan dibutuhkan bagi sub-sub lingkungan yang berbeda, organisasi tersebut akan menciptakan sub-sub unit yang didesentralisasi untuk menghadapinya. Jadi kita dapat memperkirakan bahwa organisasi akan melakukan desntralisasi secara selektif. Ini dapat menjelaskan mengapa, bahwa pada organisasi yang ada umumnya sangat disentralisasi, aktivitas pemasaran secara khas didesentralisasi. Ini merupakan respons terhadap disparitas dalam lingkungan; artinya, meskipun lingkungan tersebut pada umumnya statis, sub-sub lingkungan pasar cenderung untuk dinamis.
Akhirnya, bukti mendukung bahwa permusuhan yang ekstrim dalam lingkungan akan mendorong organisasi, paling tidak untuk sementara waktu, mensentralisasi struktur mereka. Pemogokan liar yang dilakukan serikat buruh, gugatan anti trust dari pemerintah, atau hilangnya satu pelanggan besar secara mendadak, semua merupakan ancaman yang sangat kuat terhadap organisasi dan manajemen puncak akan menanggapinya dengan mensentralisasi pengawasan. Jika masalahnya adalah kelangsungan hidup, manajemen puncak ingin mengawasi pengambilan keputusan secara langsung. Meskipun anda melihat bahwa hal ini tampak seperti bertolak belakang dengan prediksi terdahulu. Anda mungkin mengira bahwa lingkungan yang dinamis tersebut akan ditanggapi dengan desentralisasi. Apa yang kelihatannya terjadi adalah bahwa dua kekuatan yang saling berlawanan sedang bekerja, dengan sentralisasi yang jadi pemenangnya. Kebutuhan akan inovasi dan kemampuan untuk memberikan tanggapan (melalui desentralisasi) dikalahkan oleh rasa takut dari manajemen puncak bahwa akan dibuat keputusan yang salah.    







BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Lingkungan didefinisikan sebagai apa saja yang berada di luar batas organisasi. Tetapi perhatian kita adalah pada lingkungan yang spesifik, yaitu bagian yang paling relevan bagi organisasi. Manajemen berkehendak mengurangi ketakpastian yang diciptakan oleh lingkungan spesifik tersebut.
Hubungan lingkungan-struktur adalah ruwet, namun kami berkesimpulan bahwa (1) dampak lingkungan terhadap orgnisasi adalah fungsi dari ketergantungan, (2) lingkungan yang dinamis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan yang statis, (3) kompleksitas dan dan ketakpastian lingkungan mempunyai kaitan langsung, (4) formalitas dan ketakpastian lingkungan mempunyai berkaitan terbaik, (5) makin kompleks lingkungan, makin besar desentralisasi, dan (6) permusuhan yang ekstrem dalam lingkungan akan mengakibatkan terjadinya sntralisasi sementara.

B.     SARAN
Apabila terdapat kekurangan dalam materi kami mohon kritik dan saran teman-teman atau para pembaca mengenai makalah ini sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan yang kami tidak ketahui dan menjadi pembelajaran di kemudian harinya. Thanks






DAFTAR PUSTAKA

Stephen P. Robbins, San Diego State University, TEORI ORGANISASI – Struktur, Desain & Aplikasi. Edisi 3



Tidak ada komentar:

Posting Komentar