Tugas
Makalah
TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI
(TEORI
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI)
![]() |
Oleh
:
Nama : La Arman
NIM : 21510156
Semester/Kelas : IV/B
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
POGRAM
STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikm Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan inayahnya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tentang “TEORI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI”.
Tugas
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
mengembangkan potensi kami. Selain itu tujuan dari makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Teori
Kepemimpinan Dalam Organisasi. Sehingga besar harapan kami, ringkasan yang kami
sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Demikianlah makalah
ini kami sajikan semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca khususnya kami sendiri dan untuk menambah
wawasan para pembaca. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kendari,
3 Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.
Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kepemimpinan........................................................................................ 3
B.
Fungsi Kepemimpinan............................................................................. 5
C.
Gaya Kepemimpinan............................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepemimpinan....................................................................... 7
B.
Fungsi Kepemimpinan............................................................................. 8
C.
Teori-Teori
Kepemimpinan...................................................................... 9
D.
Syarat-Syarat
Kepemimpinan................................................................... 11
E.
Asas-Asas Kepemimpinan....................................................................... 11
F.
Prinsip-Prinsip Kepemimpinan................................................................. 11
G.
Model-Model Kepemimpinan.................................................................. 12
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 24
B.
Saran........................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua orang memiliki tujuan dalam
hidupnya. Namun keterbatasan yang mereka miliki antara satu dengan yang lainnya
adalah menjadi alasan mereka untuk membentuk suatu organisasi. Dimana semua
orang berkumpul dalam suatu wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang
telah mereka tetapkan.
Dalam setiap organisasi harus
memiliki pemipin agar berjalan dengan baik. Tanpa adanya pemimpin tentu sangat
sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua elemen dan komponen yang ada
dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan
ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dimiliki olehnya. Segenap
kemampuan dalam berpikir dan berbuat menjadi pertimbangan yang sangat urgen
diperhatikan.
Beragam kepemimpinan yang dibuat
oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara dan pandangan mengenai suatu
permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan seseorang. Maka tidak bisa
dielakkan lagi kalau menjadi seorang pemimpin memiliki tanggung jawab dan peran
yang sangat berat. Tetapi itu semua bisa diatasi bila ia memiliki cara dan
strategi yang baik dan sesuai dengan kondisinya. Maka penyusun mencoba
menguraikan materi kepemimpinan dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian
Kepemimpinan?
2. Apa Fungsi
Kepemimpinan?
3. Apa Saja
Teori-Teori Kepemimpinan?
4. Apa Saja
Syarat Kepemimpinan?
5. Apa Saja
Asas-Asas Kepemimpinan?
6. Apa Saja
Prinsip-Prinsip Kepemimpinan?
7. Apa Saja
Model Atau Gaya Kepemimpinan?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui
Secara Jelas Tentang Pengertian.
2. Untuk Mengetahui
Secara Jelas Tentang Fungsi Kepemimpinan.
3. Untuk Mengetahui
Secara Jelas Tentang Teori-Teori Kepemimpinan.
4. Untuk Mengetahui
Secara Jelas Tentang Syarat Kepemimpinan.
5. Untuk Mengetahui
Secara Jelas Tentang Asas-Asas Kepemimpinan.
6. Untuk Memahami
Bagaimana Prinsip-Prinsip Kepemimpinan.
7. Untuk
Mengetahui Bagaimana Model Atau Gaya Kepemimpinan.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan ujung tombak organisasi yang
mengarahkan orang-orang dan mendayagunakan sumber - sumber lain demi
kepentingan organisasi. Hal tersebut senada yang diungkapkan oleh R.Wayne Pace
dan Don F. Faules (1998) dalam Anggraeni (2002:11) bahwa “Kepemimpinan
diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerjasama
dengan orang lain yang
konsisten”.
Dalam pengertian umum, kepemimpinan menunjukkan
proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau
mengendalikan pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Faktor penting
dalam kepemimpinan yakni dalam mempengaruhi atau mengendalikan pikiran,
perasaan atau tingkah laku orang lain adalah tujuan dan rencana. Namun bukan
berarti bahwa kepemimpinan selalu merupakan kegiatan yang direncanakan dan
dilakukan dengan sengaja, seringkali juga kepemimpinan berlangsung secara
spontan. Pendapat lain tentang kepemimpinan secara singkat dikemukakan juga
oleh Locke (1997) dalam Har....... (2006:21) melukiskan “kepemimpinan sebagai
suatu proses membujuk (including) orang-orang lain menuju sasaran
bersama.
Dari beberapa definisi di atas, dapat dirumuskan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin dalam memepengaruhi orang
lain atau kelompok dalam situasi tertentu agar mereka dapat bekerja sama untuk
mencapai tujuan dan maksud tertentu.
Dengan demikian, definisi kepemimpinan mencakup lima
hal yang saling bergantung, yakni:
a) Adanya seseorang
pemimpin,
b) Adanya pengikut,
c) Adanya maksud dan
tujuan yang hendak dicapai,
d) Situasi tertentu (lingkungan),
dan
e) Kemampuan
mempengaruhi.
Sedangkan menurut Djatmiko Hayati
(2002:47) mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari anggota kelompok. Ada
tiga implikasi yang penting dari defenisi di atas yakni Pertama, kepemimpinan
harus melibatkan orang lain, bawahan, atau pengikut. Kedua, kepemimpinan
melibatkan distribusi yang tidak merata dari kekuasaan di antara pemimpin dan
anggota kelompok. Ketiga, selain secara sah dapat mengarahkan bawahan
atau pengikut mereka, pemimpin juga dapat mempunyai pengaruh.
Dari uraian di atas telah dikemukakan beberapa
defenisis tentang kepemimpinan dan tentunya masih banyak defenisi kepemimpinan
yang bisa ditemui. Djatmiko (2006:49) juga mengklasifikasikan defenisi
kepemimpinan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan sebagai
fokus proses-proses kelompok.
2. Kepemimpinan sebagai
suatu kepribadian.
3. Kepemimpinan sebagai
seni mempengaruhi orang lain.
4. Kepemimpinan sebagai
penggunaan pengaruh.
5. Kepemimpinan sebagai
tindakan / tingkah laku.
6. Kepemimpinan sebagai
bentuk persuasi.
7. Kepemimpinan sebagai
hubungan kekuasaaan.
8. Kepemimpinan sebagai
alat mencapai tujuan.
9. Kepemimpinan sebagai
akibat interaksi.
10. Kepemimpinan
sebagai perbedaan peran.
11. Kepemimpinan
sebagai inisiasi struktur.
B. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Seorang pemimpin adalah pribadi yang memiliki
kecakapan khusus, dengan kemampuan dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya
untuk melakukan usaha bersama yang mengarah kepada pencapaian sasaran-sasaran
tertentu. Sejalan dengan konsep tersebut di atas, Djatmiko Hayati (2002:50)
juga
mengungkapkan
bahwa:
“Fungsi
pemimpin dalam organisasi yaitu meprakarsai struktur, menjaga
koordinasi dan integritas
organisasi, merumuskan tujuan organisasi, menentukan sarana serta cara - cara
yang efisien, menengahi pertentangan dan konflik-konflik yang muncul,
mengadakan evaluasi, mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan, serta
melakukan penyempurnaan dalam organisasi”.
C. GAYA KEPEMIMPINAN
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas,
maka penulis mengambil pembahasan tentang teori perilaku yang memusatkan
perhatian pada gaya kepemimpinan.
Berbagai ahli berpendapat bahwa seseorang pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinan berbeda satu sama lainnya. Gaya seorang pemimpin
akan terlihat dari cara melakukan pekerjaan memimpin seperti memberikan
perintah, memberi tugas, berkomunikasi, cara menegakkan disiplin dan sebagainya.
Gaya atau style ini banyak berpengaruh kepada pengikut atau bawahannya. Jadi
gaya kepemimpinan merupakan perilaku dan sifat yang ditimbulkan oleh seseorang
untuk
mempengaruhi orang lain.
Selanjutnya untuk menjelaskan lebih rinci tentang
gaya kepemimpinan, Fiedler yang dikutip Piet A. Sahertian dan Ida Aleida
Sahertian (1987:53) secara jelas membedakan antara gaya kepemimpinan (Leadership
style) dengan perilaku kepemimpinan (Leadership behavior),
dikemukakan bahwa :
“Gaya
kepemimpinan mengacu ke arah tujuan atau kebutuhan yang mendorong perilakunya
dalam berbagi situasi kepemimpinan, sedangkan perilaku kepemimpinan merupakan
tindakan-tindakan pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kerja
anggota kelompok. Perilaku kepemimpinan, gaya kepemimpinan dan sifat
kepemimpinan dari masingmasing pemimpin memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini
menggambarkan “Tidak ada satupun gaya yang tepat, gaya sebagian tergantung pada
situasi.Sebagian pada individu-individu dengan siapa anda bekerjasama, dan
sebagian pada kepribadian anda. Gaya tidak lain adalah dari anda sendiri”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa gaya kepemimpinan seseorang akan berbeda tergantung situasi dan individu
yang bersangkutan. Elemen pokok dalam hal ini yakni pemimpin, pihak yang
dipimpin, dan situasi. Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat
dua unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur
bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi (directing),
pembinaan (coaching), demokrasi (supporting), dan kendali bebas (delegating).
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah orang yang
tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Maka kepemimpinan adalah kekuasaan untuk memengaruhi
seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu.
Ø Menurut
para ahli :
a.
Miftah Thoha, menjelaskan kepemimpinan adalah
kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok.
b.
Hadari, memandang kepemimpinan dari dua konteks,
struktural dan nonstruktural. Dalam konteks struktural
kepemimpinan diartika sebagai proses pemberian motivasi agar
orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan
program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan
dapat diartikan sebgai proses memengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan
semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c.
Tanembaum dan Massarik menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang
memerintah.
d.
Harold Kontz menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh,
seni atau proses memengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai
tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias.
e.
Frigon menjelaskan “leadership is the art and
sciene of getting others to perform and achieve vision”
f.
Nanus mengemukakan “leadership role in
policy formation has a solid foundation in practice and is safely short of
usurfing a governing broad’s prerogrative in establishing policy”
g.
Overton berpendapat “leadership is ability
to get work done and through others while gaining then confidence and
cooperation”.
Maka dari beberapa defenisi yang
disampaikan diatas dapat kita pahami bahwa kepemimpian merupakan usaha untuk
memengaruhi orang dengan memberikan motivasi dan arahan agar bekerja sama dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
B. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi – fungsi kepemimpinan
adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat
perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku
penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
2.
Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa
memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta
selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun
yang besar.
3.
Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak
saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan
menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah
laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak
pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4.
Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan
fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan
adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk
dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah
ditetapkan dalam rencana
5.
Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan
fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin
yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang
kurang berani mengambil keputusan.
Keputusan – keputusan yang
bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan –
perhitungan secara teknis agar diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang
yang akan diambil keputusannya.
6.
Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu
bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi
semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan
menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian
anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
C. TEORI TEORI KEPEMIMPINAN
a. Leader traits (sifat-sifat pemimpin)
Ø Five
treats and skill:
a)
Capacity; intellegence, alertness, verbal pacility,
originality, judgment
b)
Achievement; scholarship, knowledge, athletic
accomplishments.
c)
Responsibility, dependability, initiative,
persistence, aggressiveness, self confidence, desire to excel.
d)
Participation; activity, sociability, cooperations,
adaptability, humor.
e)
Status; socioeconomic, popularity.
b. Kepemimpinan Situasional
Model kepemimpinan situasional
merupakan pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor
situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Studi-studi tentang
kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristiik situasi atau
keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemipin berhasil
melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efesien.
c. Pemimpin yang efektif
Model kajian kepemimpinan ini
memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku para pemimpin yang efektif.
Tingkah laku para pemimpin dapat dikategorikan menjadi dua dimensi, yaitu
struktur kelembagaan dan konsiderasi.
d. Kepemimpinan kontigensi
Studi kepemimpinan jenis ini
memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi
pemimpin tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional.
Terdapat 4 tingkah laku pada
model kepemimpinan ini:
1)
Supporive leadership (menunjukkan perhatian
terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat.
2)
Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk
bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada.
3)
Participative leadership (konsultasi terhadap
bawahan dalam pengambilan keputusan
4)
Achivement-oriented leadership (menentukan tujuan
organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja memuaskan.
e. Kepemimpinan transformasional
Pada hakekatnya model ini
menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan
tanggung jawab merekan lebih dari yang diharapkan.
D. SYARAT
SYARAT KEPEMIMPINAN
1. Syarat Minimal
a) Watak
yang baik ( karakter, budi, dan moral)
b) Inteligensi
yang tinggi
c) Kesiapan
lahir dan batin
2. Syarat-Syarat Yang Lain Yang Diperlukan
a)
Sadar akan tanggung jawab
b)
Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang menonjol
c)
Membimbing dirinya dan bawahan dengan asas dan
prinsip kepemimpinan
d)
Mengenal anak buah
e)
Paham mengukur dan menilai kepemimpinan
E. ASAS ASAS KEPEMIMPINAN
Sebagai kata lain asas-asas
kepemimpinan adalah landasan dalam kepemimpinan yang menjadi acuan dalam
menjalankan sebuah kepemimpinan:
1. Takwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Member
suri tauladan
3. Ikut
bergiat menggugah semangat bawahan
4. Mempengaruhi
dan member semangat
5. Waspada
6. Tingkah
laku sederhana dan tidak boros
7. Loyal
8. Sabar,
efektif dan efisien
9. Keberanian
10. Rela
menerima
F. PRINSIP PRINSIP KEPEMIMPINAN
Perinsip-perinsip kepemimpinan
menyentuh seluruh aspek diri seorang pemimpin yang tergambar dari prilaku
keseharian pemimpin:
1.
Mahir dalam soal teknis dan taktis
2.
Intropeksi diri
3.
Percaya diri
4.
Memahami bawahan
5.
Realisasi diri
6.
Menjadi contoh yang baik
7.
Tumbuhkan rasa tanggung jawab pada bawahan
8.
Melatih anggota sebagai team yang solid
9.
Membuat keputusan yang cepat dan tepat
10.
Mengkomando bawahan
11.
Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan
G. MODEL MODEL
KEPEMIMPINAN
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin tipe ini sangat otoriter,
mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan
melalui ancaman atau hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis ini
dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang
pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin
yang otoriter akan menunjukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain
dalam bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat
lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai
harkat dan martabat mereka. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan
dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan
keputusan.
Dalam gaya otokratis, pengambilan
keputusan adalah hak prerogatif dari pemimpin. semuanya langsung dilakukan dan
ditentukan oleh pemimpin itu sndiri tanpa masukan dari siapa
pun. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah
(top-down) sehingga komunikasi pemimpin dengan pengikutnya terbatas dan
diadakan sekadar untuk memberi instruksi pekerjaan. Gaya pemimpin ini
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri
secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si
pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan
tugas yang telah diberikan.
Kepemimpinan otokratik lebih
menitikberatkan pada otoritas pemimpin dengan mengesampingkan partiispasi dan
gaya kreatif para pengikutnya. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau
pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin.
Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan reward
dan punishment. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang
bergaya otokratif mempunyai berbagai sikap, diantaranya :
1.
Memperlakukan para pengikut sama dengan alat – alat
lain dalam organisasi, sehingga kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
2.
Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas tersebut dengan
kepentingan dan kebutuhan para pengikut.
3.
Mengabaikan peranan para pengikut dalam
proses pengambilan keputusan.
4.
Wewenang mutlak berada pada pimpinan maka dari itu
keputusan dan kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
5.
Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan
kepada bawahan
6.
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan
atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
7.
Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
8.
Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
saran, pertimbangan atau pendapat sehingga lebih banyak kritik daripada
pujian
9.
Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
10.
Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan
tanpa syarat
11.
Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
12.
Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman serta
kasar dalam bersikap
13.
Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya
dipikul oleh pimpinan
Gaya ini pula menggambarkan
pemimpin yang dikendalikan oleh pencapaian hasil atau target, dengan sedikit
atau bahkan tidak ada perhatian pada manusia kecuali dalam rangka keterlibatan
mereka dalam menyelesaikan pekerjaan. Pemimpin-pemimpin ini bercorak
pengendali, pengarah, terlalu kuat, dan penuntut. Mereka bukan kolega kerja
yang menyenangkan. Sejumlah penelitian menunjukkan tingkat keluar-masuk
karyawan yang tinggi dengan gaya kepemimpinan semacam ini.
Kepemimpinan otokratik dengan
menggunakan “ kepemimpinan klasik “. Kepetuhan pengikut terhadap pemimpin
merupakan corak gaya kepemimpinan otokratik. Para pemimpin dengan gaya
otokratik menjadikan tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadi. Dilihat
dari perspektif kepemimpinannya seorang pemimpin otokratik adalah seseorang
yang sangat egois. Dengan egoisme yang demikian besar seorang pemimpin
otokratik melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan
organisasianal. Seoerang pemimpin yang otokratik cenderung menganut nilai
oraganisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan Birokrasi
Ini adalah gaya kepemimpinan
dalam organisaasi yang diperlukan perusahaan, tepatnya mengikuti kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini adalah tugas pemimpin untuk
memastikan bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan. Gaya kepemimpinan dalam
organisasi ini efektif jika karyawan melakukan tugas-tugas rutin sehari-hari.
namun, tidak ada ruang untuk kreativitas atau pemecahan masalah yang inovatif
dalam gaya kepemimpinan birokrasi
3. Gaya Kepemimpinan Lezess Faire
Kepemimpinan gaya liberal atau
Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya
dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Pemimpin jenis ini hanya
terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif
menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Gaya kepemimpinan ini
bercirikan sebagai berikut:
a.
Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b.
lebih banyak dibuat oleh bawahan.
c.
Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh
bawahan.
d.
Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
oleh bawahan.
e.
Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku.
f.
selalu berasal dari bawahan.
g.
Hampir tiada pengarahan dari pimpinan.
h.
Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok.
i.
pribadi lebih penting dari kepentingan
kelompok.
j.
jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan.
Hal itu semua terjadi karena
disebabkan Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan
lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari
orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.
Ciri – ciri lain seorang pemimpin
yang bergaya lezess faire adalah:
a) Pendelegaian
wewenang terjadi secara ekstensif
b) Pengambilan
keputusan diserahkan kepada pejabat pemimpin yang lebih rendah dan kepada para
petugas operasional
c) Status
Quo organisasi tidak terganggu
d) Pertumbuhan
dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inofatif diserahkan kepada
anggota organisasi yang bersngkutan.
e) Selama
anggota organisasi menunjukan perilaku dan prestasi kerja yang dinamai
intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang sangat
minimum.
4. Gaya Kepemimpinan Demokratif atau Partisipatif
Gaya Kepempimpinan ini merupakan
gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil
analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada
bawahannya. Gaya ini menitik beratkan pada usaha seorang pemimpin
dalam melibatkan partisipasi para pengikutnya dalam setiap pengambilan
keputusan. Staf dimintai saran dan kritiknya serta mempertimbangkan
respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok atau bisa
dikatakan bahwa pimpinan ini sangat konsultatif dengan para bawahan serta
kecenderungan menggunakan evaluasi yang berasal dari opini dan saran bawahan
sebelum manajer membuat keputusan. Selain itu juga Pemimpin ini memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab dan wewenang secara luas
pada para bawahannya.
Gaya partisipatif mengarah ke
pengembangan kepercayaan dan loyalitas para bawahan kepada pemimpin, karena
pemimpin membawa mereka ke dalam pertimbangan penuh, menggunakan keterampilan
dan pengetahuan mereka dan mengambil masukan mereka, sebelum tiba pada suatu
keputusan. gaya partisipatif bekerja dengan sangat baik dimana pemimpin baru
saja bergabung dalam organisasi,
Pemimpin ini sangat menghargai
sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya
untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan
sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Selain ini Gaya
kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
ü Wewenang
pimpinan tidak mutlak
ü Pimpinan
bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
ü Keputusan
dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
ü Komunikasi
berlangsung timbal balik
ü Pengawasan
dilakukan secara wajar
ü Prakarsa
datang dari bawahan
ü Banyak
kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan
ü Tugas-tugas
dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif
ü Pujian
dan kritik seimbang
ü Pimpinan
mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing
ü Pimpinan
kesetiaan bawahan secara wajar
ü Pimpinan
memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
ü Tercipta
suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai
ü Terdapat
koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung
jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik.
ü Kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
ü Kepemimpinan
ini menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti
bawahan.
ü Bersedia
mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing.
ü Mampu
memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan
kondisi yang tepat
Keuntungan - keuntungan yang
diperoleh dari gaya kepemimpinan partisipatif adalah:
ü Konsultasi
kebawah dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas keputusan dengan
menarik keahlian yang dimilki oleh para pengikut, sehingga para pengikut akan
dapat menerima semua keputusan yang diambil serta dapat menjalankannya.
ü Konsultasi
lateral, pemimpin melibatkan serta orang – orang dalam berbagai sub unit untuk
mengatasi keterbatasan kemampuan yang dimilki pemimpin,
ü Konsultasi
ke atas, memungkinkan seorang pemimpin untuk menaruh keahlian seorang atasan
yang berkemampuan lebih dari manajer.
5. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Gaya kepemimpinan ini bekerja
pada prinsip bahwa ketika bawahan menandatangani kontrak untuk
berpartisipasdalam proyek tertentu, mereka mengikuti semua keputusan pemimpin
mereka sebagai otoritas tertinggi. jika kinerja bawahan baik, mereka akan
dihargai dan jika kinerja mereka di bawah standar yang diharapkan, mereka akan
terkena sanksi sesuai kontrak tertulis.
6. Gaya Kepemimpinan Transformatif
Kepemimpinan transformasional
berorientasi kepada proses membangun komitmen menuju sasaran organisasi dan
memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran
tertentu. Di dalam gaya kepemimpianan transformatif terdapat beberapa hal,
yaitu:
a.
Kepemimpinan yang memberi transformasi
b.
Orientasi kepemimpinan transaksional
c.
Dimensi kepemimpinan transformasional
Pemimpin yang menganut gaya
transformasional ini juga berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut
oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi
nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat
dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.
Gaya kepemimpinan
transformasional diyakini oleh banyak pihak sebagai gaya kepemimpinan yang efektif
dalam memotivasi para bawahan untuk berperilaku seperti yang diinginkan.
Menurut Bernard Bass (NN, 2009), dalam rangka memotivasi pegawai, bagi pemimpin
yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, terdapat tiga cara sebagai
berikut:
a.
Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti
penting hasil usaha.
b.
Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan
kelompok.
c.
Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi
seperti harga diri dan aktualisasi diri.
Pemahaman akan pentingnya hasil
usaha harus diterapkan kepada para pegawai. Dengan kata lain, orientasi proses
mendapat prioritas dibandingkan dengan sekedar hasil. Kemudian, penekanan untuk
mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan pribadi
menjadi krusial mengingat hubungan yang baik dan iklim kerja yang kondsif
menjadi perhatian utama dalam penerapan gaya kepemimpinan ini. Selanjutnya,
mengingat kebutuhan bawahan bukan hanya materi, maka seorang pimpinan harus
mampu mendorong pegawai untuk mempunyai kebutuhan yang lebih tinggi sesuai
dengan kapasitas mereka.
Seorang pemimpin yang ingin
secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, harus mampu
melakukan beberapa hal sebagai berikut:
ü memahami
visi dan misi organisasi;
ü memahami
lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis (SWOT);
ü merumuskan
rencana strategis organisasi;
ü menginternalisasikan
visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis pada seluruh
anggota organisasi;
ü mengendalikan
rencana strategis melalui manajemen pengawasan yang tepat;
ü memahami
kebutuhan para pegawai;
ü memahami
kapasitas para pegawai;
ü mendistribusikan
pekerjaan sesuai dengan kapasitas pegawai; dan
ü mengapresiasi
hasil pekerjaan pegawai.
Pendekatan Kepemimpinan
Transformasional awalnya digagas oleh James MacGregor Burns tahun 1978.[16] Ia
membedakan 2 jenis kepemimpinan yaitu Kepemimpinan Transaksional dan lawannya,
Kepemimpinan Transformasional.
Pemimpin bercorak transaksional adalah mereka yang
memimpin lewat pertukaran sosial. Misalnya, politisi memimpin dengan cara
“menukar satu hal dengan hal lain: pekerjaan dengan suara, atau subsidi dengan
kontribusi kampanye. Pemimpin bisnis bercorak transaksional menawarkan reward
finansial bagi produktivitas atau tidak memberi rewardatas kurangnya
produktivitas.
Pemimpin bercorak
transformasional adalah mereka yang merangsang dan mengispirasikan pengikutnya,
baik untuk mencapai sesuatu yang tidak biasa dan, dalam prosesnya,
mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sendiri. Pemimpin transformasional
membantu pengikutnya untuk berkembang dan membuat mereka jadi pemimpin baru
dengan cara merespon kebutuhan-kebutuhan yang bersifat individual dari para
pengikut. Mereka memberdayakan para pengikut dengan cara menselaraskan tujuan
yang lebih besar individual para pengikut, pemimpin, kelompok, dan
organisasi.
Kepemimpinan Transformasional
dapat mengubah pengikut melebihi kinerja yang diharapkan, sebagaimana mereka
mampu mencapai kepuasan dan komitmen pengikut atas kelompok ataupun organisasi.
7.
Gaya Kepemimpinan Visioner
Pemimpin fisioner
mengartikulasikan kemana kelompok berjalan, tetapi bukan bagaimana cara
mencapai tujuanmembebaskan orang yang berinovasi, bereksperimen, dan menghadapi
resiko yang sudah diperhitungkan.
Adapun ciri – ciri pemimpin
Visioner,yaitu menggunakan inspirasi bersama dengan tritunggal EI, yaitu
kepercayaan diri, kesadaran diri, dan empati, pemimpin fisioner akan
mengartikulasikan suatutujuan yang baginya merupakan tujuan sejati dan selaras
dengan nilai bersama orang – orang yang dipimpinnya.
8.
Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya
terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya
dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa
hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang
tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan
guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan. Ini terlihat jelas dari
slogannya yaitu seluruh anggota organisasi merupakan anggota satu keluarga
besar. Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam organisas iyang dipimpin oleh
seorang pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang
seragam terlihat menonjol pula.
Ciri-ciri pemimpin yang memiliki
gaya kepemimpinan ini ialah:
a.
Bersikap mempunyai wawasan yang luas.
b.
Menutup kesempatan pada bawahan untuk berkreasi dan
berfantasi.
c.
Bersifat terlalu melindungi.
d.
Menganggap bahwa bawahan tidak dewasa.
e.
Jarang memberi kesempatan untuk memberikan
keputusan.
9.
Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik
(charismatic leadership): Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang
dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang
untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya”
atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu.
Kesuksesan mempengaruhi bawahan dapat diwujudkan apabila pemimpin mempunyai
akhlak dan sifat yang terpuji. Dengan ciri dan sifat tersebut pemimpin akan
dikagumi oleh para pengikutnya.
Pemimpin kharismatik mempunyai
kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, percaya diri, serta pendirian dalam
keyakinan dan cita-cita mereka sendiri. Suatu kebutuhan akan kekuasaan memotivasi
pmimpin tersebut untuk mencoba mempengaruhi para pengikut. Rasa percaya diri
dan pendirian yang kuat meningktkan rasa percaya para pengikut terhadap
pertimbangan dan pendapat pemimpin tersebut. Seorang pemimpin tanpa pola cirri
yang demikian lebih kecil kemungkinannya akan mencoba mempengaruhi orang. Dan
jika berusaha mempengaruhi maka lebih kecil kemungkinan untuk berhasil.
Selain itu kepemimpinan
kharismatik juga didasarkan pada kekuataan luar biasa yang dimiliki oleh
seorang sebagai pribadi. Pengertian sangat teologis, karena untuk
mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seseorang, harus
dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang
dimiliki adalah merupakan anugerah tuhan. Karena posisinya yang demikian itulah
maka ia dapat dibedakan dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan
kepribadian itu, ia dianggap (bahkan) diyakini memiliki kekuasan supra natural,
manusia serba istimewa atau sekurang-kurangnya istimewa dipandang masyarakat.
Karakteristik pemimpin yang
karismatik dijelaskan oleh Purwanto sebagai berikut :
a)
Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena
itu umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya juga besar.
b)
tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik
mengikuti dan menaati pemimpin itu.
c)
Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib.
d)
Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur,
kekayaan, kesehatan, ataupun ketampanan si pemimpin.
Sementara itu, Nurkolis
mengungkapkan bahwa seorang pemimpin karismatik mempunyai tujuh karakteristik
kunci, yaitu percaya diri, memiliki visi, memiliki kemampuan untuk
mengartikulasikan visi, memiliki pendirian yang kuat terhadap visinya, memiliki
perilaku yang berbeda dari kebiasaan orang, merasa sebagai agen pembaru dan
sensitif terhadap lingkungan.
10.
Gaya Kepemimpinan Militeristis
Gaya Kepemimpinan Militeristik
ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari
tipe kepemimpinan militeristik adalah: Lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, Sangat menyenangi
formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, Tidak menghendaki
saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, Komunikasi hanya
berlangsung searah.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam
suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin. Seorang
pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan anggota
yang lain yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang
kemudian menjadi suatu penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang
memiliki kelebihan-kelehihan itu karena ia tidak dapat dibeli melainkan dari
pendidikan dan pengalamam.
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan
tugasnya secara baik. Semua anggota merasa diperdayakan dan diberikan haknya
secara maksimal. Semua rencana dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah
beratnya menjadi seorang pemimpin dimana semua tumpuan dan harapan berada di
tanganya.
B.
SARAN
Untuk
memnyempurnkan dan memperbaiki isi dan sistematis dalam penulisan dan penyajian
maka kami dari penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
menghasilkan perbaikan pada masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaniago, Nasrul Syakur, Manajemen
Organisasi, Bandung, Citapustaka, 2011
http://khosama.blogspot.com/2016/makalah-tentang-kepemimpinan.html
http://www.Blogger Kejora /Tugas Dan Fungsi
Kepemimpinan.html
Mesiono, Manajemen Organisasi, Bandung,
Citapustaka, 2010.
Rifa’i, Muhammad, dan Fadhli, Muhammad, Manajemen
Organisasi, Bandung, Cita Pustaka,2013.
Umam, Khaerul, Manajemen Organisasi, Bandung,
Pustaka Setia, 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar