Sabtu, 05 Agustus 2017

MAKALH MANAJEMEN STRATEJIK DAN KARTU NILAI SDM

Tugas Makalah


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

(MANAJEMEN STRATEJIK SUMBER DAYA MANUSIA DAN KARTU NILAI SDM)
Description: logo-universitas-muhammadiyah-kendari.jpg
 






Oleh  Kelompok 3
                               La Arman         : 21510156
                               Darlin             : 21510158
                               Suharni           : 21510296
                              Abdillah Anwar  : 21510284
                               Muh. Yuswan     : 21510180
                               Adriansy         : 21510310
                               Ilham Ham        : 21510138
                               Abimayu          : 21510312
                               Ikra M. Firdaus   : 21510306
                               Ridwan Nasrun   : 21510212     
         
                                                


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
POGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2017






KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikm Wr. Wb.
            Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada  kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah  ini tentang MANAJEMEN STRATEJIK SUMBER DAYA MANUSIA DAN KARTU NILAI SDM”. 
Tugas Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka mengembangkan potensi kami. Selain itu tujuan dari makalah  ini juga untuk menambah wawasan tentang Manajemen Stratejik Sumber Daya Manusia Dan Kartu Nilai SDM. Sehingga besar harapan kami, ringkasan yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
            Demikianlah makalah  ini kami sajikan semoga dapat bermanfaat     bagi semua pembaca khususnya kami sendiri dan untuk menambah wawasan para pembaca. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.                                                         
                                                                                    Kendari, 18 April 2017


Arman

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar....................................................................................................     i
Daftar Isi.............................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.............................................................................................    1
B.       Rumusan Masalah........................................................................................    1
C.       Tujuan Pembahasan......................................................................................    2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Stratejik SDM........................................................    3
B.     Pengertian Kartu Nilai SDM.......................................................................    5
C.     Proses Manajemen Stratejik......................................................................... 10
D.     Jenis Perencanaan Stratejik.......................................................................... 13
E.     Peran SDM Dalam Melaksanakan Stratejik................................................. 16
F.      Peran SDM Dalam Formulasi...................................................................... 17
G.    Sistem Kerja Kinerja Tinggi......................................................................... 18
H.    Strategi SDM Dalam Pelaksanaan............................................................... 19
I.       Kebijakan Dalam Strategi SDM.................................................................. 20
J.       SDM Dan Keuntungan Yang Kompetitif................................................... 21
K.    Menciptakan Sistem SDM Yang Berorientasi Pada Strategi...................... 23

BAB III PENUTUP
A.           Kesimpulan................................................................................................ 25
B.            Saran.......................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR  BELAKANG
Setiap manajer membuat keputusan sesuai dengan konteks menjalankan arahan perencanaan strategik perusahaannya. Perencanaan strategik perusahaan menjelaskan sifat bisnis perusahaan, misalnya, pasar sebagai tempat bersaing dan cara yang ditempuh untuk membedakan diri dari pesaing. Rencana stratejik menjabarkan arahan yang luas bagi menajer untuk membuat  keputusan. Dengan demikian, rencana strategik perusahaan memiliki pengaruh besar pada hal-hal seperti: “Orang-orang seperti apa yang harus  kita  pekerjakan?” “Metode produksi apa yang akan digunakan?” “Tenaga penjual seperti apa yang dibutuhkan?” dan “Bagaimana seharusnya kita membangun daya tarik merek dan memasarkan produk kita?” sangat masuk akal bila kemudian, manajer SDM tidak dapat membuat keputusan cerdas dalam rangka menyusun sistem SDM perusahaan kecuali dia memahami bagaimana setiap sistem membantu perusahaan mencapai tujuan stratejik.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Yang Dimaksud Dengan Pengertiaan Manajemen Stratejik SDM ?
2.       Apa Yang Dimaksud Dengan Kartu Nilai SDM ?
3.      Sebutkan Proses Manajemen Stratejik ?
4.      Sebutkan Jenis Perencanaan Srtatejik ?
5.      Apa Yang Dimaksud Dengan Peran SDM Dalam Melaksanakan Stratejik ?
6.      Apa Yang Dimaksud Dengan Peran SDM Dalam Formulasi Startejik ?
7.      Apa Yang Dimaksud Dengan Sistem Kerja Kinerja Tinggi ?
8.      Sebutkan Dan Jelaskan Contoh Strategi SDM Dalam Pelaksanaannya ?
9.      Apa Yang Dimaksud Dengan Kebijakan Dalam Strategi SDM ?
10.  Apa Yang Dimaksud Dengan SDM Dan Keuntungan Yang Kompetitif ?
11.  Apa Yang Dimaksud Dengan Menciptakan Sistem SDM Yang Berorientasi Pada Strategi  ?

C.    TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Stratejik SDM.
2.      Untuk Mengetahui Kartu Nilai SDM.
3.      Untuk Mengetahui Proses Manajemen Stratejik.
4.      Untuk Mengetahui Jenis Perencanaan Srtatejik.
5.      Untuk Mengetahui Peran SDM Dalam Melaksanakan Stratejik.
6.      Untuk Mengetahui Peran SDM Dalam Formulasi Startejik.
7.      Untuk Mengetahui Sistem Kerja Kinerja Tinggi.
8.      Untuk Mengetahui Contoh Strategi SDM Dalam Pelaksanaannya.
9.      Untuk Mengetahui Kebijakan Dalam Strategi SDM.
10.  Untuk Mengetahui SDM Dan Keuntungan Yang Kompetitif.
11.  Untuk Mengetahui Menciptakan Sistem SDM Yang Berorientasi Pada Strategi.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEJIK SDM
Strategi berasal dari bahasa Yunani dengan asal katanya ‘strategos’ yang berakar dari bahasa militer, yang mengacu pada rancangan besar jenderal dalam sebuah perang. Dalam kamus Webster’s New American Dictionary, strategi didefinisikan sebagai “keterampilan karyawan dan koordinasi dari taktik”, dan sebagai “perencanaan seni dan manajemen”.
Istilah SDM stratejik mengacu pada serangkaian tindakan spesifik manajemen SDM yang didorong oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dsalah satu tujuan stratejik FedEx adalah meraih tingkat pelayanan pelanggan yang superior dan tingkat keuntungan yang tinggi melalui tenaga kerja yang memiliki komitmen tinggi. Tujuan yang terpenting dari strategi SDM adalah membangun karyawan yang memiliki komitmen, terutama dalam lingkungan tanpa serikat kerja. Strategi SDM spesifik dari FedEx berasal dari tujuan ini. Termasuk: menggunakan berbagai metode untuk membangun komunikasi dua arah, menyaring manajer potensial yang memiliki nilai yang tidak berorientasi pada orang; memberikan jaminan untuk perlakuan yang  paling adil dan keamanan bagi semua karyawan; dan memanfaatkan berbagai promosi dari dalam berbagai aktivitas untuk memberikan karyawan setiap kesempatan untuk menyadari sepenuhnya potensi mereka. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik berarti memformulasikan dan melaksanakan sistem SDM kebijakan dan aktivitas yang menghasilkan kompetensi dan perilaku karyawan yang dibutuhkan perusahaan untuk meraih tujuan stratejik.
Manajemen strategik adalah suatu proses, sebuah pendekatan berkaitan dengan tantangan-tantangan kompetitif yang dihadapi sebuah organisasi. Manajemen strategik juga dapat dikatakan sebagai pengelolaan dari pola-pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, dan tindakan-tindakan utama organisasi yang menyambung sebagai suatu kesatuan secara menyeluruh. Strategi-strategi tersebut dapat juga sebagai pendekatan generic untuk berkompetisi atau penyesuaian khusus dan tindakan-tindakan yang diambil berkaitan dengan situasi-situasi khusus.
Manajemen stratejik SDM berarti memformulasikan dan melaksanakan sistem SDM yang menghasilkan  kompetensi dan perilaku karyawan yang diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuan stratejik.
Jadi, Manajemen Strategik SDM adalah pola dari pengembangan SDM terencana dan aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
Terdapat dua aspek dari manajemen strategik, yaitu sebagai berikut :
  1. Aspek pertama adalah: organisasi-organisasi bisnis melebur dalam strategi-strategi generic yang seringkali masuk ke dalam beberapa tipe-tipe strategi. Salah satu contohnya adalah “biaya, diferensiasi, dan focus”.
  2. Aspek kedua adalah: proses dari pengembangan strategi-strategi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi terkait dengan kondisi lingkungan terkini.
            Manajemen strategik juga lebih dari sekedar sebuah kumpulan dari jenis-jenis strategi. Karena manajemen strategik adalah proses bagi penganalisaan keadaan kompetitif suatu perusahaan, pengembangan tujuan-tujuan strategik perusahaan, dan melengkapi suatu rencana aksi dan alokasi dari sumber daya yang akan meningkat seiring dengan pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dan pendekatan strategik semacam ini harus lebih menekankan pada manajemen SDM. Para manajer SDM harus dilatih untuk mengidentifikasi isu-isu kompetitif yang dihadapi perusahaan dengan ketersediaan SDM dan berpikir secara strategis tentang bagaimana harus merespon.
B.     KARTU NILAI SDM
Manajemen pada akhirnya menentukan fungsi SDM. Berdasarkan pada apakah fungsi tersebut menciptakan nilai-nilai bagi perusahaan, dimana “penciptaan nilai” berarti berkontribusi dengan cara yang terukur untuk menciptakan tujuan stratejik perusahaan. SDM menciptakan nilai dengan mengikat aktivitas yang menghasilkan perilaku karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan stratejik. Manajer sering menggunakan Kartu Nilai SDM untuk mengukur efektivitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menghasilkan perilaku karyawan untuk mencapai tujuan stratejik perusahaan.
Kartu Nilai SDM adalah sistem pengukuran yang informatif. Kartu nilai ini menunjukkan standar kuntitatif, atau “merek” yang digunakan perusahaan untuk mengukur aktivitas SDM, dan mengukur perilaku karyawan sebagai hasil dari kegiatan ini, dan mengukur hasil organisasi yang secara stratejik relevan dengan perilaku karyawan. Dengan begitu, kartu nilai ini menekankan cara informative, tap komprehensif, hubungan sebab akibat antara akttivitas SDM, dan munculnya perrilaku karyawan, dan meruupakan hasildarri keluaran stratejik dan kinrja perusahaan secara luas.
Jadi, Kartu Nilai SDM adalah mengukur efektifitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menghasilkan perilaku karyawan yg dibutuhkan untuk mencapai tujuan stratejik perusahaan.
1.      Informasi Untuk Penciptaan Kartu NIlai SDM
Untuk menciptakan Kartu Nlai SDM, menajer butuh tiga tipe informasi. Pertama, dia harus tahu apa strategi perusahaan karena (seperti Enstein Medical) strategi akan menentukan apa perilaku karyawan yang penting dan keluaran organisasi yang penting secara stratejik. Dan bagaiman perusahaan akan mengukur kinerja organisasi. Kedua, manajer harus memahami bagaiman hubungan sebab akibat antar aktivitas SDM, perilaku karyawan, hasil keluaran organisasi, dan kinerja organisasi. Ketiga, manajer harus memiliki ukuran yang dapat digunakannya untuk mengukur semua aktivitas dan hasil yang terlibat, khususnya aktivitas SDM, perilaku karyawan yang muncul, hasil keluaran organisasi yang secara stratejik relevan, dan kinerja organisasi.
2.      Menggunakan Pendekatan Kartu Nilai SDM
 Ada tujuh dalam penggunaan pendekatan Kartu Nilai SDM untuk menciptakan hasil stratejik yang berorientasi pada sistem SDM. Tujuh tahap tersebut adalah sebagai berikut.
Tahap 1 :   Mendefinisikan Strategi Bisnis. Menciptakan strategi yang berorientasi pada sistem SDM dimulai dengan mendefinisikan apa rencana stratejik perusahaan (misalnya,  untuk Enstein Medical, perluasan pelayanan dan menjadi jaringan komprehensif perawatan kesehatan). Idealnya, pemimpin senior SDM memiliki kapasitas berkaitan dengan sumber daya manusia dalam perusahaan mereka dan berkaitan dengan bagaimana pesaing menghasilkan input perencanaan yang berharga. Sama juga, kemampuan mereka berkaitan dengan bagaiman praktik dan penyediaan SDM dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga membantu manajemen puncak mengembangkan rencana stratejik superiornya. Pada akhir tahap ini, manajemen menerjemahkan rencana stratejik yang luas ke dalam tujuan sratejik spesifik dan dapat dilakukan.
Tahap 2 :   Menjabarkan Rantai Nilai Perusahaan untuk mencapai tujuan stratejik, bisnis apapun harus terkait dalam aktivitas yang pasti diperlukan secara stratejik. Untuk contoh, Einstein Medical harus merencanakan dan memeperkenalkan pelayanan medis baru. Microsoft harus menulis program computer baru. Setiap aktivitas seperti ini mensyaratkan perilaku karyawan tertentu: misalnya Eisntein Midical butuh karyawan yang memiliki keahlian untuk membantunya untuk merencanakan pelayanan medis baru. Intinya adalah: manajer manapun yang ingin tahu perilaku karyawan seperti apa yang sangat penting bagi kesuksesan perusahaan pertama-tama harus memahami aktivitas yang dibutuhkan oleh perusahaannya.
Tahap 3 :   Mengidentifikasi Keluaran Organisasi yang secara Stratejik Dibutuhkan. Setiap perusahaan harus menghasilkan keluaran yang sangat penting, relevan secara stratejik. Pada Einstein Medical, pemberian jasa pelayanan baru adalah salah satu keluaran organisasi yang dibutuhkan. Di Dell, penerimaan yang cepat, kompeten, dan nasihat teknis yang penuh penghargaan melalui telepon adalah hasilnya. Berdasarkan pada pemahaman bagaimana komputer berjalan, dan mungkin analisis dari rantainilai perusahaan, dalam tahap ini manajer mengidentifikasi dan menspesifikasi hasil organisasi yang relevan secara stratejik.
Tahap 4 :   Mengidentifikasi Perilaku dan Kompetensi Tenaga Kerja yang dibutuhkan. Yang menjadi pertanyaan di sini adalah “Apa kompetensi dan perilaku karyawan yang harus ditunjukkan oleh karyawan agar perusahaan kita menghasilkan keluaran organisasi yang relevan secara stratejik, dan dapat mencapai tujuan stratejik?”. Di Einstein Medical, karyawan harus bertanggung jawab secara pribadi pada hasil, dan punya kemauan untuk bekerja secara proaktif (jadilah “generasi”/memiliki kemampuan produktif) untuk menemukan solusi baru dan menarik.
Tahap 5 :   Mengidentifikasi Aktivitas dan Kebijakan Sistem yang Relevan secara Stratejik. Sekali manajer SDM tahu aktivitas dan perilaku karyawan yang dibutuhkan, dia dapat mengubah tugas pengidentifikasian kebijakan dan aktivitas SDM yang akan membantu menghasilkan perilakudan kompetensi karyawan ini. Di Einstein Medical, memberikan jasa pelayanan baru telah merupakan keluaran organisasi yang relevan secara stratejik. Untuk menghasilkan keluaran ini, karyawan Einstein harus memiliki kemauan bekerja secara proaktif untuk menemukan solusi baru dan menarik, jadi ini salah satu perilaku/kompetensi tenaga kerja yang relevan secara stratejik. Pertanyaan di tahap lima ini adalah: “Apa kebijakan dan praktik SDM yang akan memampukan kita untuk menghasilkan perilaku dan kompetensi tenaga kerja tersebut?”. Bagi Einstein Medical, jawaban itu termasuk program pelatihan khusus dan perubahan rencana kompensasi.
Tahap 6 :   Mendesain Sistem Pengukuran Kartu Nilai SDM. Setelah memilih hasil organisasi yang dibutuhkan secara stratejik, perilaku dan kompetensi karyawan serta aktivitas dan kebijakan sistem SDM spesifik, pertanyaannya adalah bagaimana kita mengukur semuanya? Misalnya, jika kita memutuskan untuk “meningkatkan sistem pendisplinan”, seberapa tepat perusahaan akan mengukur perbaikan ini? Mungkin berkaitan dengan banyaknya keluhan. Jika, “semangat yang lebih tinggi” adalah salah satu  kompetensi/perilaku karyawan yang ingin kita perbaiki, bagaimana kita  akan mengukur sikap berkaitan dengan kepuasan terhadap penyelia, dan dengan pembayaran gaji.
Tahap 7 :   Evaluasi secara Periodik Sistem Pengukuran. Manajer SDM tidak dapat mengasumsikan bahwa berbagai ukuran dan keterkaitan kartu nilai SDM akan selalu sama. Mungkin pengurangan keluhan tidak memiliki pengaruh yang diasumsikan pada peningkatan semangat. Mungkin perusahaan harus mengurangi beberapa ukuran karyawan dalam cakupan luas perusahaan (seperti pelayanan pelanggan di meja depan) dan menambahkan yang baru. Mungkin ukuran yang dipilh oleh manajer (seperti jumlah keluhan) terbukti terlalu sulit untuk dikuantifikasi. Dalam situasi apapun, manajer SDM harus mengevaluasi secara periodic ukuran dan hubungan, untuk memastikan semuanya masih valid.

C.    PROSES MANAJEMEN STRATEJIK
Perencanaan  stratejik adalah bagian dari proses manajemen stratejik perusahaan. Perencanaan stratejik  mencakup empat tugas utama manajemen stratejik. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi situasi internal dan eksternal, mendefinisikan bisnis dan mengembangkan misi menerjemahkan misi kedalam tujuan stratejik, dan merangkai strategi atau arahan tindakan. Dalam rasa yang paling sederhana, perencanaan stratejik adalah sederhana: Memutuskan dalam bisnis apa anda sekarang dan di bisnis mana anda ingin berada, menformulasikan strategi untuk untuk mencapainya, dan melaksanakan rencana anda. Manajemen Stratejik termasuk fase implementasi. Ini adalah proses pengidentifikasian dan pelaksanaan misi organisasi, dengan menyesuaikan kemampuan perusahaan dan tuntutan lingkungannya.
Proses manajemen stratejik terdiri dari beberapa tugas yang berkaitan melalui tahap-tahap berikut:
Tahap 1: Mendefinisikan  Bisnis dan Misi. Keputusan stratejik fundamental yang dihadapi oleh para manajer adalah: ”Dimana kita sekarang berada berkaitan dengan bisniskita, dan bisnis apa yang ingin kita masuki, apa kesempatan dan ancaman, dan kekuatan dan kelemahan perusahaan kita?”. Kemudian, para manejer memilih arahan tindakan stratejik, seperti membeli perusahaan pesaing atau melakukan perluasan ke luar negeri untuk meraih keberhasilan membawa perusahaan dari tempatnya saat ini menuju apa yang diinginkannya di kemudian hari.
Tahap 2 :   Menghadirkan Audit Eksternal dan Internal. Manajer mendasarkan rencana stratejik mereka pada analisis situasi internal dan eksternal dengan metode tertentu. Hal mendasar dari rencana stratejik adalah memilih arah tindakan perusahaan yang masuk akal, berkaitan dengan kesempatan dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan serta kelemahan internal yang dimiliki. Untuk menfasilitasi audit internal dan eksternal, banyak manajer memulai melakukan SWOT analysis. Ini melibatkan penggunaan diagram SWOT untuk mengonversi dan mengorganisasikan proses identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman perusahaan.
Tahap 3 :   Menerjemahkan Misi Kedalam Tujuan Stratejik. Misi anda adalah “mengevaluasi dan bertindak melalui kerja sama publik dan swasta untuk meningkatkan sistem energi” adalah satu hal; mengoperasionalkan misi tersebut bagi para manjer adalah hal lain, manajer perusahaan butuh tujuan stratejik jangka panjang. Contohnya, apa sebenarnya arti misi tersebut dalam jangka waktu lima tahun kedepan, berkaitan dengan berapa banyak kerja sama dan seperti apa bentuk kerja sama tersebut, dengan siapa, dan kapan?
Tahap 4 :   Memformulasikan Strategi untuk Mencapai Tujuan Stratejik. Strategi perusahaan adalah jembatan penghubung perusahaan beradasekarang dengan dimana perusahaan ingin berada di masa depan. Pertanyaannya adalah, “Bagaimana kita bergerak dari sini ke sana?” Strategi adalah serangkaian tindakan. Dia menunjukkan bagaimana bisnis akan bergerak dari bisnis saat ini ke bisnis yang diinginkan (seperti dinyatakan dalam visi, misi, dan tujuan stratejiknya), memberikan kesempatan dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan internalnya.
Tahap 5 :   Implementasi Strategi. Implementasi strategi menerjemahkan strategi menjadi tindakan dan hasil dengan mempekerjakan (memecat) kayawan, membangun (menutup) pabrik, dan menambahkan (menghilangkan) produk dan jalur produk. Dengan kata lain, implementasi strategi melibatkan menggunakan dan mengaplikasikan seluruh fungsi manajemen, perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, memimpin, dan pengontrolan.
Tahap 6 :   Evalusi Kinerja Strategi tidak selalu berhasil. Contohnya, ketika General Motor menjual asset terakhir dari Hughes Electronics, itu adalah akhir dari strategi yang ditempatkan 12 tahun lebih cepat. Tahun 1980,GM membeli Electronic Data System dan Hughes Electronics, dengan ide menggunakan teknologi perusahaan ini untuk mengotomasi dan memberi kekuatan pada produksi dan penjualan kendaraan bermotor. Bagaimanapun, banyak orang menyakini akuisisi ini sesungguhnya seperti memecah yang membuat presentase penguasaan pasar (market share) menurun dari 60% menjadi 28%. Sama juga, Procter Gamble mengumumkan dia menjual sisa bisnis makanannya seperti Jif, Crisco, and Folger’s Cofee, karena manajemen ingin berkonsentrasi pada produk rumah tangga dan kosmetik.
D.    JENIS PERENCANAAN SRTATEJIK
 







Manajer terlibat dalam tiga tingkatan perencanaan stratejik. Pada tingkat perusahaan secara menyeluruh, banyak perusahaan terdiri dari beberapa bisnis, misalnya, PepsiCo termasuk Pepsi, Frito-Lay, dan Pizza Hut. Karena itu, PepsiCo butuh strategi tingkat korporasi. Strategi pada tingkatan korporasi mengidentifikasi portofolio bisnis secara keseluruhan, terdiri dar perusahaan dan cara berhubungan satu sama lain. Contohnya, strategi diversifikasi perusahaan memberikan dampak perusahaan akan diperluas dengan menambah jalur produk baru. Strategi integrasi vertikal bararti perusahaan memperluas dengan mungkin memproduksi bahan mentah sendiri atau menjual secara langsung produknya. Konsolidasi mengurangi ukuran perusahaan dan perluasan geograrafis, misalnya membawa bisnis ke luar negeri adalah beberapa kemungkinan lain strategi perusahaan.
Pada tingkat yang lebih rendah, setiap bisnis ini (seperti Pizza Hut) butuh strategi kompetitif/tingkat bisnis. Strategi kompetitif mengidentifikasi bagaimana membangun dan memperkuat posisikompetitif jangka panjang di pasar. Strategi kompetitif ini mengidentifikasi, misalnya, bagaiman Pizza Hut akan bersaing dengan Papa John’s atau bagaiman Wal-Mart bersaing dengan target.
Perusahaan mencoba untuk mencapai keuntungan kompetitif untuk setiap bisnis yang mereka lakukan. Kita dapat mendefinisikan keuntungan kompetitif sebagai semua factor yang memungkinkan organisasi mendifensiasikan produk atau jasa dari produk dan jasa pesaing untuk menungkatkan persentase pangsa pasar.
Perusahaan menggunakan beberapa strategi kompetitif untuk mencapai keuntungan kompetitif. Satu, kepemimpinan berbiaya rendah, berarti tujuan bisnis adalah menjadi pemimpin dengan biaya rendah dalam suatu industry. Wal-Mart adalah tipe pemimpin industry dengan biaya rendah: Dia memelihara keuntungan kompetitif melalui sistem distribusi berbasis satelit, dan (baru-baru  ini) dengan menempatkan toko di lokasi dengan biaya minimum dengan menempatkan took di lahan murah daerah pinggiran kota kecil sampai menengah.
Diferensiasi adalah contoh kedua dari strategi kompetitif. Dalam strategi diferensiasi, perusahaan berupaya berbeda dengan yang lain dalam industri pada aspek yang dinilai tinggi oleh pembeli. Oleh karena itu, Volvo menekankan keamanan mobil, Papa John’s Pizza menekankan pada kesegaran bahan, Target menjual merek papan atas dibandingkan  Wal-Mart, dan Mercedes Benz menekankan pada kepercayaan dan kualitas. Seperti Mercedes Benz, perusahaan dapat menetapkan harga mahal bila mereka memenuhi kualifikasi. Tetapi, ada perusahaan lain yang memilih bersaing sebagai focusers. Mereka mengembangkan spesialisasi pasar (market niche), seperti Ferrari, dan bersaing dengan menyediakan produk ataulayanan yang tidak didapat oleh pelanggan dengan cara lain.
Akhirnya, setiap individu dalam bisnis tersusun dari berbagai departemen, seperti manufakturing, penjualan, dan manajemen SDM. Strategi fungsional mengidentifikasi serangkai tindakan mendasar yang harus diikuti oleh setiap departemen untuk membantu bisnis mencapai tujuan kompetitif. Strategi fungsional perusahaan harus masuk akal berkaitan dengan strategi bisnis/kompetitifnya. Strategi SDM Dell melakukan aktivitasnya di Web untuk mendukung strategi kompetitif biaya rendah perusahaan induk adalah satu contoh. Fitur “Ketika Anda Sendirian” mengilustrasikan sistem yang dapat anda gunakan untuk memfasilitasi usaha perencanaan anda.

E.     PERAN SDM DALAM MELAKSANAKAN STRATEJIK
Saat  ini manajer SDM melakukan dua peran mendasar perencanaan stratejik: melaksanakan dan memformulasikan strategi. Melaksanakan strategi secara tradisional adalah inti dari pekerjaan perenncanaan stratejik manajer SDM. Manajemen puncak memformulasikan strategi korporasi dan kompetitif perusahaan. Lalu, strategi tersebut memformulasikan kebijakan dan strategi fungsional yang luas. Seperti the riverbanks for a boat steming up a teater way, strategi dan kebijakan fungsional perusahaan membentuk batasan luas yang menentukan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh manajer fungsional (SDM atau lainnya) untuk memutuskan bentuk yang tepat dari kebijakan dan aktivitas khusus departemen yang harus dilakukan. Strategi SDM perusahaan (fungsional lain)  harus langsung berasal dari strategi perluasan dan kompetitif perusahaan.
Disini, peraturan dasarnya adalah: aktivitas, kebijakan, dan strategi departemen SDM harus masuk akal berkaitan dengan strategi kompetitif dan korporasi  perusahaan. Strategi SDM Dell seperti meja penolong berbasis Web, yang memusatkan biro pelayanan intranet SDM, menolong perusahaan melaksanakan strategi biaya rendah Dell dengan lebih baik. Strategi SDM FedEx mendukung komunikasi dan pengembangan karyawan, misalnya menolong FedEx mendiferensiasikan dirinya dari para pesaing dengan menawarkan pelayanan  pelanggan yang superior.

F.     PERAN SDM DALAM FORMULASI STRATEGI
Dengan pentingnya pelaksanaan, SDM memainkan peranan yang semakin penting dalam perencanaan stratejik yang luas saat  ini. Baru-baru  ini , peran tradisional SDM dalam pelaksanaan strategi telah meluas termasuk bekerja dengan manajemn puncak untuk memformulasikan rencana statejik perusahaan. (SDM memiliki ”kursi di meja perencanaan strategi” adalah pernyataan beberapa penulis). Peran meluas dalam formulasi strategi menggambarkan realita yang dihadapi oleh sebagian besar perusahaan saat ini. Globalisasi berarti persaingan yang semakin meningkat, persaingan yang meningkat berarti kinerja yang lebih baik, dan sebagian besar perusahaan dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan atau sebagian dengan mendorong kompetensi dan komitmen karyawan mereka. Semua ini membuat masukan dari SDM sangat penting.
Tapi, untuk jumlah pengusaha yang terus bertambah, SDM bahkan terlihat lebih jauh dalam proses formulasi strategi. Dengan bekerja sama dengan manajemen puncak, SDM dapat membangun situasi persuasif yang menunjukkan bagaimana dalam istilah spesifik dan terukur, aktivitas SDM perusahaan dapat dan memang berkontribusi untuk menciptakan nilai perusahaan, misalnya berkaitan dengan keuntungan yang lebih besar dan nilai pasar. Bagian besar dari membangun situasi tersebut adalah menciptakan sistem SDM yang berorientasi pada strategi.
G.    SISTEM KERJA KINERJA TINGGI
Di lingkungan yang kompetitif saat ini, manajer tidak dapat mengabaikan sifat sistem SDM seperti kebijakan dan praktik SDM untuk kesempatan. Manajer biasanya mencoba untuk menciptakan sistem kerja kinerja tinggi (HPWS). HPWS adalah satu set kebijakan dan praktik SDM yang memaksimasi kompetensi, komitmen, dan kemampuan karyawan perusahaan. Pada peraktiknya, ini berarti bahwa setiap aktivitas SDM HPWS memberikan hasil superior yang dapat diukur. Dan seberapa banyak perusahaan yang memiliki kinerja tinggi mempekerjakan karyawan berdasarkan pada seleksi, tes, dan menyediakan pelatihan pada karyawan baru. Yang perlu digarisbawahi adalah manajer tidak dapat membiarkan sistem SDM mereka tidak dikelola. Berdasarkan program penelitian yang sedang dilakukan pada lebih dari 2.800 perusahan, perusahaan yang menggunakan kebijakan dan praktik HPWS memang menunjukkan kinerja yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Bukti tersebut menyarankan “praktik SDM kinerja tinggi, [khususnya] dikombinasikan dengan teknologi baru, menghasilkan prodiktivitas, kualitas, penjualan, dan kinerja keuangan yang lebih baik.
Kebutuhan terhadap HPWS tampak jelas sebagai persaingan global yang semakin intensif di tahun 1990-an. Perusahaan butuh cara untuk mendayagunakan sumber daya manusia mereka dengan lebih baik saat mereka berjuang meningkatkan kualitas, produktivitas, dan responsivitas. Di awal tahun 1990, Departemen Tenaga Kerja AS telah mengidentifikasikan beberapa karakteristik kerja organisasi berkinerja tinggi: tim dengan beberapa keahlian;tenaga kerja garis depan yang berdaya guna; lebih banyak pelatihan; kerja sama dalam manajemen tenaga kerja; komitmen pada kualitas; dan kepuasan pelanggan.
H.    STRATEGI SDM DALAM PELAKSANAAN
Contoh :
Usaha perubahan organisasional di jaringan Pusat Kesehatan Albert Einstein (Einstein Medical) mengilustraikan bagaimana perrusahaan memformulasikan dan menggunakan strategi SDM untuk membantu melaksanakan rencana stratejik mereka. Pada awal 1990-an tampak jelas bagi CEO baru Einstein bahwa persaingan intensif, perubahan sains dan teknologi, pertumbuhan pengelolaan kesehatan (HMO dan PPO), dan pemotongan yang signifikan dalam medicare (sistem federal dalam asuransi kesehatan untuk usia di atas 65 tahun dan Medicaid (sistem federal yang memberikan asuransi kesehatan baggi yang membutuhkan bantuan biaya) berarti bahwa perusahaannya butuh rencana stratejik baru. Pada saat itu, Einstein Medical adalah satu rumah sakit perawatan kritis, merawat pasien dengan sakit berat dan lemah secara fisik. Visinya adalah mengubah Einstein agar menjadi jaringan perawatan komprehensif yang menyediakan pelayanan menyeluruh berkualitas di pasar lokal.
CEO baru ini tahu bahwa perubahan stratejik akan membutuhkan sejumlah besar perubahan dalam perilaku karyawan dan organisasi Einstein Medical. Berdasarkan lingkungan perawatan kesehatan yang tidak pasti dan sangat dinamis di tahun 1990-an, Einstein Medical akan membutuhkan pendekatan yang lebih fleksibel, mudah beradaptasi, dan professional untuk memberikan pelayanan. Berdasarkan hal itu, dia memutuskan untuk meringkas tujuan dari program perubahan dalam tiga kata: “memulai”, “mengadaptasi”, dan “menyediakan”. Untuk mencapai tujuan stratejik Einstein Medical, strategi SDM dan lainnya harus membantu pusat kesehatan dan karyawannya untuk menghasilkan pelayanan baru (memulai), meraih keuntungan atas kesempatan yang ada (adaptasi), dan memberikan pelayanan berkualitas yang  terus-menerus (menyediakan).
I.        KEBIJAKAN DALAM STRATEGI SDM
Kebijakan yang ditetapkan dalam strategi SDM atau organisasi beserta praktiknya mempengaruhi perilaku kelompok maupun individu didalam tubuh organisasi. Setiap individu dan kelompok akan memiliki persepsi dan penilaian yang berbeda terhadap suatu bentuk kebijakan dan praktik MSDM. Kekecewaan maupun tekanan yang mungkin timbul akibat persepsi dan penilaian terhadap suatu bentuk kebijakan akan memunculkan bentuk-bentuk perilaku yang akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja organisasi yang diantaranya tercermin dari meningkatnya ketidakhadiran, meningkatnya turnover, dan penurunan produktivitas individu atau kelompok.
Sejalan dengan semua yang diungkapkan diatas, kebijakan maupun praktek MSDM ini perlu mendapatkan perhatian secara khusus agar dapat berjalan dan berfungsi secara efektif. Untuk dapat menciptakan kebijakan dan praktek yang efektif tentu perlu adanya suatu pemahaman tentang kebijakan dan praktek MSDM. sesuai dengan judul dari makalah ini yaitu Kebijakan dan Praktik Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), untuk menambah pemahaman akan kebijakan dan praktek MSDM, makalah ini akan membahas wujud kebijakan dan praktek MSDM dalam organisasi, mengapa kebijakan dan praktek MSDM ini penting bagi peningkatan kinerja organisasi, bagaimana menciptakan kebijakan dan praktek MSDM yang efektif, serta bagaimana kita bisa menilai suatu kebijakan dan praktek MSDM dari segi keefektifannya.
Manajer SDM butuh cara untuk menerjemahkan strategi baru perusahaan ke dalam kebijakan dan praktik SDM yang spesifik dan dapat diterapkan. Manajemen memformulasikan rencana stratejik. Rencana stratejik tersebut mengimplikasikan beberapa persyaratan  tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian, karakteristik, dan perilaku karyawan yang harus diberikan oleh SDM untuk memberdayakan bisnis agar dapat mencapai tujuan stratejik (misalnya, haruskah karyawan kita meningkatkan pelayanan pelanggan secara dramatis? Apakah kita butuh karyawan yang mampu mengoperasikan computer untuk menjalankan mesin baru kita?. Dengan memberikan persyaratan tenaga kerja, manajemen SDM memformulasikan tujuan dari praktik, keebijkan dan stratejik SDM pada pencapaian keahlian, karakteristik, dan perilaku tenaga kerja. (Hal boleh jadi membutuhkan bentuk baru dari selksi, pelatihan, dan kompensansi kebijakan dan praktik). Idealnya, menajemen SDM lalu mengidentifikasi ukuran “Kartu Nilai” yang dapat digunakannya untuk mengukur sejauh mana inisiatif SDM baru mndukung tujuan stratejik manajemen.
J.      SDM DAN KEUNTUNGAN YANG KOMPETITIF
Dalam rangka strategi kompetitif yang efektif, perusahaan harus memiliki satu atau lebih keuntungan kompetitif, “factor-faktor yang memunkinkan organisasi untuk mendiferensiasikan produk atau pelayanannya”. Wal-Mart membangun strategi pemimpin berbiaya rendah berdasarkan keuntungan kompetitif ganda dari sistem persediaan dan distribusi berbasis satelit, dan pada kebijakan pekerjaan yang membantu mereka untuk mencapai biaya kerja yang menakjubkan. Perusahaan penerbangan Southwest meraih status pemimpin berbiaya rendah melalui kebijakan pekerjaan yang menghasilkan tenaga kerja yang memiliki motivasi tinggi dan fleksibel. Tenaga kerja adalah keuntungan kompetitifnya. Perusahaan penerbangan besar seperti Delta, berhadapan dengan peraturan serikat kerja dan peraturan batasan kerja dan struktur gaji, sulit bersaing dengan Southwest, yang karyawannya berusaha keras “menyelesaikan” pesawat dengan waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan tim Delta. Setiap perusahaan yang berhasil, memiliki satu atau lebih keuntungan kompetitif yang membangun strategi kompetitif mereka.
Keuntungan kompetitif dapat berwujud dalam berbagai bentuk. Bagi perusahaan farmasi,dapat berupa kualitas tim  peneliti dan hak cipta. Bagi Web site seperti ebay, dan dapat berupa karekterisik sistem software. Bertahun tahun  yang  lalu, sistem distribusi berbasis satelit memiliki Wal-Mart sangat revolusioner sehingga merupakan keuntungan kompetitif mereka yang utama.
Jadi, Keuntungan kompetitif adalah semua faktor yang memungkinkan organisasi mendiferensiasikan praduk/jasa dari produk dan jasa pesaing untuk meningkatkan presentase pangsa pasar.


K.    MENCIPTAKAN SISTEM SDM YANG BERORIENTASI PADA STRATEGI
Sekilas, kita dapat berpikir bahwa suatu proses SDM terdiri dari tiga komponen dasar. Adal professional SDM yang memiliki keahlian stratejik dan lainnya yang dibutuhkan untuk membangun sistem SDM yang beroreintasi pada strategi. Ada kegiatan dan  kebijakan SDM (seperti bagaiman perusahaan merekrut, menyeleksi, dan melatihserta memberi penghargaan pada karyawan yang terdiri dari sistem SDM itu sendiri. Dan ada kompetensi dan perilaku karyawan, yang dibutuhkan strategi perusahaan, dan diharapkan muncul dari tindakan dan kebijakan strategi perusahaan, sistem SDM. Beberapa ahli SDM mengacu pada tiga elemen ini (para professional SDM, sistem SDM, dan hasil dari perilaku karyawan) sebagai arsitektur dasar perusahaan.
Idealnya, para professional SDM harus mndesain sistem SDM yang dengan cara tertentu membantu menghasilkan perilaku dan kompetensi karyawan yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan stratejik. Jelas hanya memberikan sedikit manfaat jika mendesain, katkanlah praktik pelatihan yang menghasilkan tenaga kerja yang tidak memiliki kemampuan menggunakan mesin-mesin baru perusahaan yang terkomputerisasi.
Menciptakan sistem SDM yang berorientasi pada strategi membutuhkan kehlian baru sebagai bagian dari professional SDM. Mereka harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menciptakan sistem SDM yang menciptakan perilaku karyawan yang relevan secara stratejik. Mereka harus memahami proses formulasi strategi. Mereka harus sangat ahli mengidentifikasi implikasi tenaga kerja dan persyaratan dari strategi baru dan dalam pembuatan kebijakan dan praktik SDM yang menghasilkan persyaratan tenaga kerja tersebut. Mereka harus memiliki wawasan yang luas mengenai pengetahuan bisnis agar dapat memahami bagaimana perusahaan menciptakan nilai-nilai, dan untuk melihat bagaimana sistem SDM perusahaan berkontribusi dalam proses penciptaan nilai-nilai tersebut. Professional SDM harus memahami bagaimana menjalankan bisnis. Hanya memahami beberapa aspek penting atau masalah praktis dalam perekrutan, seleksi, dan pelatihan tidak lagi mencukupi.


















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Manajemen Strategik SDM adalah pola dari pengembangan SDM terencana dan aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2.      Terdapat enam tahap dalam proses manajemen stratejik: mendefinisikan bisnis dan misinya; menghadirkan audit eksternal dan internal; menerjemahkan misi ke dalam tujuan stratejik; memformulasikan strategi untuk mencapai tujuan stratejik; mengimplementasikan strategi; mengevaluasi kinerja.
3.      Terdapat tiga tipe utama rencana stratejik: strategi pada tingkat korporasi mengidentifikasi portofolio bisnisnya  yang secara keseluruhan terdiri dari perusahaan dan termasuk   diversifikasi, integrasi vertikal, konsolidasi, dan perluasan geografis. Setiap bisnis butuh strategi tingkat bisnis/strategi kompetitif: diferensiasi dan kepemimpinan dalam biaya adalah dua contoh. Akhirnya, setiap bisnis individual terdiri dari departemen yang membutuhkan strategi-strategi fungsional. Tahap akhir mengidentifikasi serangkaian tindakan yang  akan dicapai oleh departemen berkaitan dengan membantu bisnis mencapai tujuan stratejik.
4.      Strategi adalah serangkaian tindakan. Strategi menunjukkan bagaimana bisnis akan bergerak dari bisnisnya saat ini menuju dalam bisnis apa dia akan bergerak nantinya, dan kekuatan dan kelemahan internal.
5.      Manajemen stratejik SDM berarti memformulasikan dan melaksanakan sistem SDM yang menghasilkan  kompetensi dan perilaku karyawan yang diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuan stratejik.
6.      Sistem kerja kinerja tinggi dirancang untuk memaksimasi kualitas keseluruhan dari modal manusia di seluruh organisasi, dan menyediakan satu set pembanding sehingga manajer SDM saat ini dapat membandingkan struktur, isi, efisiensi, dan efektivitas sistem SDM.
7.      Proses dasar penggabungan strategi dan tindakan SDM dengan strategi bisnis melibatkan empat tahap: memformulasikan strategi bisnis; mengidentifikasi perilaku tenaga kerja (karyawan) yang diperlukan untuk membuat hasil-hasil yang membantu perusahaan mencapai tujuan stratejik; memformulasikan kebijakan dan tindakan stratejik SDM untuk menghasilkan perilaku karyawan dan mengembangkan pengukuran (standard pengukuran) untuk mengevaluasi kinerja departemen SDM.
8.      Pendekatan Kartu Nilai SDM untuk menciptakan sistem SDM berorientasi SDM memuat tujuh tahap: mendefinisikan strategi bisnis; menjabarkan rantai nilai perusahaan; mengidentifikasi hasil organiisasi yang dibutuhkan secara stratejik; mengidentifikasi kebijakan dan aktivitas SDM yang relevan secara stratejik; mendesain sistem pengukuran Kartu Nilai SDM; mengevaluasi sistem pengukuran secara berkala.
9.      Kartu Nilai SDM adalah sistem pengukuran informasi yang menunjukkan standard kuantitatif yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur aktivitas SDM, untuk mengukur hasil hasil perilaku karyawan dari aktivitas ini, dan untuk mengukur hasil/keluaran organisasi yang relevan secara stratejik dari perilaku karyawan tersebut.
10.  Keuntungan kompetitif adalah semua faktor yang memungkinkan organisasi mendiferensiasikan praduk/jasa dari produk dan jasa pesaing untuk meningkatkan presentase pangsa pasar.  
B.     SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan diatas makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Demikianlah makalah yang penulis sajikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila terdapat kritik dan saran, dapat disampaikan kepada penulis agar bisa menjadi motivasi kedepannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar