Sabtu, 05 Agustus 2017

Makalah Pengendalian Kekuasaan

Tugas Makalah


TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI

(PENGENDALIAN KEKUASAAN)


Description: logo-universitas-muhammadiyah-kendari.jpg
 







Oleh :
                                               Nama               : La Arman
                                               NIM                  : 21510156
                                               Kelas                : IV B
                                       



                                                             
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
POGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2017



Description: Description: ARAB-3KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikm Wr. Wb.
            Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada  kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah  ini tentang PENGENDALIAN KEKUASAAN”. 
Tugas Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka mengembangkan potensi kami. Selain itu tujuan dari makalah  ini juga untuk menambah wawasan tentang Pengendalian Kekuasaan. Sehingga besar harapan kami, ringkasan yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
            Demikianlah makalah  ini kami sajikan semoga dapat bermanfaat     bagi semua pembaca khususnya kami sendiri dan untuk menambah wawasan para pembaca. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.                                                         
                                                                                   
Kendari, 27 Juni 2017


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar....................................................................................................     i
Daftar Isi.............................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.............................................................................................    1
B.       Rumusan Masalah........................................................................................    1
C.       Tujuan..........................................................................................................    1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Serangan Utama Pilhan Strategis.................................................................    2
B.     Jalan Menuju Kekuasaan.............................................................................    4

BAB III PENUTUP
A.           Kesimpulan................................................................................................    6
B.            Saran..........................................................................................................    6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................    7













BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Cerita di bawah ini adalah mengenai perkembangan karier seorang eksekutif pada sebuah jaringan televise utama di New York City yakni Dave. Sebagaimana dikisahkan pada halaman 259-260, telah memperkenalkan perspektif lain tentang bagaimana struktur organisasi yang ingin memuaskan kepentingannya sendiri mencoba untuk mendapatkan kekuasaan dan kemudian menggunakan kekuasaan tersebut untuk menciptakan struktur yang bekerja bagi kepentingannya.
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai pandangan pengendalian kekuasaan yang mengatakan bahwa struktur organisasi dalaam banyak hal merupakan hasil pilihan struktur dari mereka dapat mempertahankan dan meningkatkan pengendalian mereka semaksimal mungkin.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Menjeskan Argumentasi Serangan Utama: Pilihan Strategis ?
2.      Menjelaskan Bagaimana Jalan Menuju Ke Kekuasaan ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk Mengetahui Argumentasi Serangan Utama: Pilihan Strategis.
2.      Untuk Mengetahui Bagaimana Jalan Menuju Ke Kekuasaan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    SERANGAN UTAMA: PILIHAN STRATEGIS
Sebuah serangan yang cukup penting terhadap mereka yang membela dominasi teknologi, lingkungan, atau kekuatan lain yang dinamakan structural imperative dikembangkan oleh John Child pada awal 1970-an. Karya Child, yang pada dasarnya merupakan perluasan dari tesis strategi-struktur yang disampaikan pada bab 5, mencoba memperlihatkan bahwa manajer mempunyai kebebasan yang cukup besar dalam membuat pilihan strategis (strategic choices).
1.      Logika dari Pilihan Strategis
Argumentasi pilihan strategis Child adalah meskipun terdapat hambatan terhadap kebijaksanaan untuk membuat keputusan manajerial, para manajer masih mempunyai kebebasan yang cukup besar untuk membuat pilihan. Seperti halnya pilihan mengenai tujuan, personalia, atau teknik-teknik control, para manajer juga memilih desain struktur organisasi. Faktor lingkungan sepertipara pesaing, serikat buruh, dan lembaga pemerintahan adalah bagian dari hambatan tersebut, namun kesemua factor itu tidak berpengaruh langsung atas struktur organisasi, melainkan ditengahi oleh pilihan manajerial. Demikian juga, teknologi dapat mengontrol struktur hanya sampai tingkat dimana manajer memilih teknologi yang menuntut dimensi structural tertentu. Dengan demikian, lingkungan dan teknologi adalah kendala terhadap para manajer ketimbang sebagai imperatives.
Argumentasi Child pada dasarnya dapat dipadatkan menjadi empat factor :
1)      Para pengambil keputusan mempunyai lebih banyak otonomi daripada yang diduga oleh mereka yang berargumentasi bagi dominasi dari kekuatan lingkungan, teknologi, atau kekuatan lainnya.
Manajer dapat memilih diantara alternative yang luas yang sesuai dengan domain yang dikuasai, atau mereka dapat memilih untuk memasuki domain baru. Bisnis-bisnis memasuki dan meninggalkan pasar secara teratur, sedangkan sekolah-sekolah membuat keputusan tentang kurikurum apa yang akan ditawarkan, rumah-rumah sakit memilih jenis pasien yang akan dilayaninya, dan sebagainya. Dalam memilih domain tertentu, manajemen secara simultan menentukan pola saling ketergantungannya dengan lingkungannya.
2)      Keefektifan organisasi harus ditafsirkan sebagai jajaran, bukan titik.
  Keefektifan organisasi bukan merupakan titik keberhasilan yang optimum. Keefektifan itu merupakan jajaran (range). Hal ini penting karena manajer tidak mengoptimalkan pengambilan keputusan mereka. Mereka “puas” jika telah mendapatkan hasil yang memuaskan dan mencukupi. Dengan kata lain, mereka membuat pilihan yang cukup baik. Bukannya mencari sebuah struktur yang akan menghasilkan keefektifan yang tinggi, para manajer memilih struktur yang hanya sesuai dengan persyaratan menimal bagi keefektifan. Mereka bisa, misalnya menukar keuntungan optimum dengan kekuasaan lebih besar, dengan stabilitas, atau tujuan lainnya.
3)      Organisasi kadang  mepunyai kekuasan untuk memanipulasi dan mengontrol lingkungan mereka.
Organisasi tidak selalu merupakan bidak yang digunakan oleh lingkungan mereka. Para manajer dari perusahaan yang besar mampu menciptakan permintaan bagi produk mereka dan mengontrol lingkungan kompetitif mereka. Baik organisasi besar maupun kecil dapat melakukan hubungan informal dengan para pesaingnya untuk membatasi kekerasan, ruang lingkup, dan bahanya yang ditimbulkan oleh persaingan. Tindakan lain termasuk merger, joint ventures, vertical intergration, atau malah melakukan lobi untuk dikeluarkannya peraturan pemerintah.
4)      Persepsi dan evaluasi kejadian adalah penghubung penting yang menjadi penengah antara lingkungan dan tindakan organisasi.
Ada perbedaan antara karakteristik objektif lingkungan dan persepsi serta evaluasi dari karakteristik tersebut oleh para anggota organisasi bersangkutan. Orang tidak selalu merasakan karakteristik lingkungan secara tepat.  Interpretasi mereka dapat dilihat dalam keputusan yang mereka pilih. Pilihan strategis mereka, dengan kata lain, kemungkinan kan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap desain structural, tanpa memperhatikan karakteristik yang sebenarnya dari lingkungan. Para pengambil keputusan mengevaluasi lingkungan organisasi tersebut, membuat interpretasi berdsarkan pengalaman meraka, dan menggunakan informasi tersebut untuk mempengaruhi desain struktur internalnya.
2.      Yang Menentang Pilihan Strategis
Kemampuan untuk menggeneralisasi argumentasi pilihan strategis dibatasi oleh dua fakta: (1) Komitmen yang seringkali mengunci organisasi pada suatu domain terbatas dan (2) ada halangan untuk melakukan entri pada banyak pasar. Kedua kekuatan tersebut dapat menghambat para manajer untuk melakukan banyak hal dengan kebijakasanaan yang dipunyainya.
Komitmen fisik dan sumber daya manusia seringkali mengunci organisasi pada suatu domain yang sempit untuk waktu yang lama. Sekali manajemen mengeluarkan $ 100 juta untuk membangun pabrik yang sesuai dengan zaman untuk membauat pesawat televise, ia membatasi pilihannya untuk keluar bisnis pembuatan televise dan masuk ke dalam bisnis penerbitan majalah. Demikian juga, personalia bukan merupakan sepenuhnya biaya variabel. Undang-undang telah membuat semakin sukat untuk mengeluarkan pegawai dengan sesukanya. Jika personalia dari sebuah organisasi dipekerjakan dan dilatih untuk mengoperasikan sebuah pabrik, membotolkan minuman ringan, maka manajemen pasti tidak dapat dengan sebuah lambaian sebuah tongkat ajaib, menjadikan pegawainya insinyur listrik dan memasuki bisnis memory-disk computer.

B.      JALAN MENUJU KE KEKUASAAN
Bagaimanakah seseorang atau suatu kelompok memperoleh kekuasaan dalam suatu organisasi? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut adalah dengan memahami bahwa kekuasaan merupakan sebuah fenomena structural yang pertama dan paling penting. Ia diciptakan melalui pembagian kerja dan departementasi. Diferensiasi horizontal mau tidak mau menciptakan tugas tertentu yag lebih penting dari yang lain. Individu atau departemen yang menjalankan tugas yang lebih kritis, atau yang mampu meyakinkan orang atau departemen lain dalam organisasi bahwa tugas mereka lebih kritis, akan memperoleh keunggulan alamiah dalam peraturan untuk memperoleh kekuasaan. Bukti menunjukkan bahwa ada tiga jalan untuk mendapatkan kekuasaan: (1) kewenangan hierarkis, (2) kendali atas sumber daya, dan (3) jaringan kerjaa yang desentralisasi. Marilah kita tinjau satu per satu.
1.      Kewenagan Hierarkis
Kendati ada usaha terperinci sebelumnya dalam bab ini untuk membedakan kewenangan dan kekuasaan, kita tidak dapat mengesampingkan kenyataan: kewenangan formal adalah sumber kekuasaan. Kewenangan bukan satu-satunya sumber kekuasaan, tetapi para individu dalam kedudukan manajerial, khususnya mereka yang menduduki posisi manajemen senior, dapat mempengaruhi melalui keputusan formal. Bawahan menerima pengaruh ini sebagai suatu hak yang melekat pada posisi seorang manajer.
Pekerjaan seorang manajer dating dengan hak tertentu untuk memberi imbalan dan hukuman. Selain itu, jabatan itu disertai hak prerogative untuk membuat keputusan tertentu. Tetapi, seperti yang akan kita lihat, banyak sekali manajer menemukan bahwa pengaruh formal mereka terhadap orang atau keputusan sangat terbatas karena ketergantungan mereka pada orang lain dalam organisasi.
2.      Kontrol Terhadap Sumber Daya
Jika anda mempunyai sesuatu yang diinginkan orang lain, bisa mempunyai kekuasaan terhadap mereka. Tetapi control terhadap sumber daya saja merupakan garansi bahwa hal tersebut akan meningkatkan kekuasaan anda. Sumber daya tersebut harus langka dan penting.
Jika semua sumber daya langka dalam organisasi, maka ia bisa menjadi sumber kekuasaan. Jika bensin banyak, pompa bensin di daerah anda hanya sedikit bisa mempengaruhi anda. Tetapi pada akhir tahun 1970-an, ketika banyak orang antre  selama tiga jam untuk mendapatkan bensin seharga lima dollar untuk mobil mereka, para pemilik pompa bensin berkuasa. Mereka mengatakan, “Lompat” dan konsumen-konsumen potensial itu hanya akan bertanya, “Seberapa tinggi?” Konsep yang sama berlaku dalam organisasi. Kepemilikan sebuah sumber tersebut tidak langka.
Jika kelangkaan sumber daya meningkatkan kekuasaan dari pemilik sumber, maka keberadaan substitusi yang relevan juga harus diperhatikan. Artinya, sumber yang tidak mempunyai substitusi yang mirip akan lebih langka daripada yang mempunyai kemungkinan untuk memperoleh substitusi yang tinggi. Contohnya adalah keterampilan. Organisasi menggatungkan diri pada individu yang mempunyai sejumlah keterampilan istimewa yang luas untuk dapat berprestasi dengan efektif. Mereka yang mempunyai keterampilan yang dibutuhkan oleh organisasi sedangkan keterampilannya itu tidak dipunyai orang lain di dalam organisasi jelas akan berada pada posisi yang lebih berpengaruh daripada mereka yang keterampilannya dapat ditiru oleh ratusan pegawai lain.
Demikian juga kekuasaan yang relative dari serikat buruh terhadap kebanyakan manajemen merupakan sebuah fungsi dari kemampuan para anggotanya untuk membatasi pilihan manajemen. Jika organisasi tersebut sangat padat karya, ia akan bergantung pada manusia agar dapat melakukan pekerjaan. Jika sebuah perusahaan tidak memperoleh seseorang kecuali jika pada saat penerimaan orang tersebut sudah menjadi anggota serikat buruhnya, maka serikat buruh tersebut dapat memaksa perusahaan tersebut untuk selalu memenuhi permintaanya.
Dalam organisasi, control dan akses terhadap informasi bisa menjadi sumber utama bagi kekuasaan selama informasi tersebut langka dan penting. Untuk mendapat gambaran, mari kita lihat bagaimana control terhadap informasi dapat menjelaskan mengapa keahlian seringkali mengakibatkan kekuasaan dan juga mengapa banyak pegawai melakukan hal yang ekstrem untuk menutupi tindakan mereka secara rahasia. 






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sebuah serangan yang cukup penting terhadap mereka yang membela dominasi teknologi, lingkungan, atau kekuatan lain yang dinamakan structural imperative dikembangkan oleh John Child pada awal 1970-an. Karya Child, yang pada dasarnya merupakan perluasan dari tesis strategi-struktur yang disampaikan pada bab 5, mencoba memperlihatkan bahwa manajer mempunyai kebebasan yang cukup besar dalam membuat pilihan strategis (strategic choices).
Individu atau departemen yang menjalankan tugas yang lebih kritis, atau yang mampu meyakinkan orang atau departemen lain dalam organisasi bahwa tugas mereka lebih kritis, akan memperoleh keunggulan alamiah dalam peraturan untuk memperoleh kekuasaan. Bukti menunjukkan bahwa ada tiga jalan untuk mendapatkan kekuasaan: (1) kewenangan hierarkis, (2) kendali atas sumber daya, dan (3) jaringan kerjaa yang desentralisasi. Marilah kita tinjau satu per satu.

B.     SARAN
Inilah makalah yang kami sajikan, apabila terdapat kekurangan dan kelebihan dalam makalah ini kami mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaikinya, sehingga menjadi pembelajaran bagi kita semua dan mampu menjadi makalah yang sempurna. Thanks









DAFTAR PUSTAKA

Stephen P. Robbins, San Diego State University, TEORI ORGANISASI – Struktur, Desain & Aplikasi. Edisi 3



Tidak ada komentar:

Posting Komentar