Daulah Umayyah adalah negara Islam
yang memiliki sejarah besar dan pengaruh yang luas dalam penyebaran agama
Islam. Daulah ini berhasil mempersatukan wilayah dari Cina hingga Prancis
bagian Selatan di bawah satu naungan kekhalifahan Islam, Kekhalifahan Bani
Umayyah.
Masa ini adalah masa keemasan Islam,
masa dimana generasi terbaik Islam hidup bahkan di antara mereka menduduki
kursi pemerintahan. Masa ini adalah masa dimana para sahabat Nabi masih hadir
membimbing umat. Masa ini adalah masa berkumpulnya tiga generasi terbaik;
sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ
يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia ialah pada
generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Dari negeri-negeri taklukkan, Daulah
Umayyah lahirlah putra-putra terbaik Islam semisal Imam Bukhari, Muslim,
an-Nasa-i, Tirmidzi, Ibnu Khaldun, ath-Thabari, adz-Dzahabi, dan tokoh-tokoh
lainnya.
Semestinya hal ini cukup membuat
orang-orang setelah mereka memuji mereka dan mendoakan kebaikan untuk mereka
atas jasa yang telah mereka usahakan untuk Islam dan kaum muslimin.
Wilayah kekuasaan Bani
Umayyah. Terbentang dari sebagian wilayah Cina hingga Selatan Prancis. Artinya,
Bani Umayyah telah menyebarkan Islam ke berbagai negara di belahan dunia.
Namun, orang-orang lebih
pandai melihat cela kemudian jasa-jasa besar itu pun seolah-olah tiada artinya.
Beberapa kejadian buruk di masa pemerintahan inilah yang selalu diangkat dan
diulang-ulang, terutama oleh kalangan musuh-musuh Islam. Sehingga hal itu cukup
berpengaruh di sebagian umat Islam.
Ø Munculnya Daulah Umayyah
Kekhalifahan Bani Umayyah
didirikan pada tahun 41 H dengan penyerahan kekuasaan oleh cucu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin Ali, kepada Muawiyah bin Abu
Sufyan. Al-Hasan radhiallahu ‘anhu melakukan hal itu untuk menjaga persatuan
dan terjaganya darah kaum muslimin setelah sebelumnya terjadi perpecahan.
Munculnya
daulah ini membuat posisi orang-orang penyebar fitnah perpecahan terpojok dan
membuat cita-cita mereka pupus. Karena mereka hanya menginginkan kejelekan
untuk umat Islam. Mereka menginginkan peperangan dan perpecahan umat ini terus
berlangsung.
Penyerahan kekuasaan yang
dilakukan oleh cucu Rasulullah menunjukkan bahwa berdirinya kekhalifahan ini
tidak dengan cara-cara yang tidak disyariatkan seperti memberontak dan lain
sebagainya.
Ø Periodesasi
Daulah Umayyah dibangun dan
diperkuat pondasinya pada masa pemerintahan dua khalifah, yakni pada masa
Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan dan anaknya Yazid bin Muawiyah. Proses
tersebut berlangsung dari tahun 41 H sampai 64 H.
Periode berikutnya adalah
periode fitnah. Berlangsung antara tahun 64 H sampai 86 H, yakni pada masa
Khalifah Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, dan Abdul Malik bin Marwan. Pada
masa ini terjadi pemberontakan terhadap penguasa dan peperangan sesama umat
Islam.
Perideo berikutnya adalah
periode kekuatan, sama halnya dengan periode Muawiyah dan Yazid. Berlangsung
antara tahun 86 H sampai 125 H. Yaitu pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul
Malik bin Marwan, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz bin Marwan,
Yazid bin Abdul Malik, dan Hisyam bin Abdul Malik.
Periode
kemunduran hingga jatuhnya kekhalifahan Bani Umayyah terjadi antara tahun 125 H
hingga 132 H. Pada masa ini banyak terdapat khalifah dalam satu negara.
Dengan demikian periode
keemasan Daulah Bani Umayyah terbagi menjadi dua fase, antara tahun 41–64 H dan
86–125 H. Begitu pula masa kemundurannya terbagi menjadi dua fase, antara tahun
64–86 H (tidak sampai menyebabkan kekhalifahan runtuh) dan 125–132 H ditandai
dengan runtuhnya kekhalifahan.
Khalifah
Pertama: Muawiayah bin Abi Sufyan
Khalifah
Kedua: Yazid bin Muawiyah
Ø Faktor-Faktor Kemunduran Bani Umayyah
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1.
Sistem
pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah)
bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak
jelas, sehingga menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan
anggota keluarga istana.
2.
Latar
belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari
konflik-konflik politik yang terjadi di masa ‘Ali –radhiyallaahu ‘anhu-.
Sisa-sisa Syi’ah dan Khawarij terus
menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir
maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah.
3.
Pada masa
kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani
Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping
itu, sebagian besar golongan mawali (non-Arab),
terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena
status mawali itu
menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4.
Lemahnya
para khalifah, kecenderungan mereka hidup santai, sikap hidup mewah di
lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat
kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan dan keluarnya mereka dari
prinsip-prinsip Islam yang menjadi tonggak tegaknya sebuah negara. Disamping
itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap
perkembangan agama sangat kurang.
5.
Pertikaian
para khalifah dan permusuhan mereka satu sama lain padahal tadinya seia–sekata
dan satu tangan dalam menghadapi pihak luar. Yazid bin Walid Abu Khalid yang
bergelar “an-Naqidh” misalnya, mengkudeta khalifah dan membunuh misannya
Walid hanya untuk bisa menjadi khalifah.
6.
Banyak
bermunculan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi yang memecah belah
eksistensi negara.
7.
Penyebab
langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan
baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas
bin Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat
dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa
dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah. Wallahul musta’an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar